Walaupun dia mencintai pekerjaannya, ia menemukan banyak kesulitan saat bersama dengan rekan-rekan kerjanya.
Mereka itu kebanyakan terdiri dari para dokter muda yang baru lulus dari sekolah kedokteran.
Masalahnya, mereka senang sekali membuat lelucon dan ejekan satu sama lain.
Gadis itu juga kembali menemui kesulitan saat ia berada di asrama dekat rumah sakit.
Para dokter muda itu selalu terjaga hingga larut dan sering membuat kegaduhan.
Seorang perawat mempunyai jam kerja yang lebih panjang, jadi gadis itu perlu lebih banyak waktu untuk istirahat yang tak bisa didapatkannya.
Gadis itu pernah memprotes kelakuan mereka namun mereka hanya tertawa bahkan menjulukinya si mulut besar.
Itu berlangsung cukup lama dan akhirnya si perawat kehilangan kesabaran.
Tidak tahan lagi, perawat itu melaporkan kelakuan mereka pada manajer rumah sakit dan sepertinya mereka akan mendapatkan masalah.
Para dokter muda itu mulai membeci si perawat hari demi hari dan mulai mempersiapkan strategi untuk balas dendam.
Akhirnya, salah satu dari mereka menemukan lelucon gila untuk mengerjai si perawat, tentunya dengan bantuan yang lain.
Malam itu, mereka mengendap-endap menuju kamar mayat yang berada di ruang bawah tanah untuk melakukan ide gilanya.
Mereka hendak menggergaji lengan dari salah satu mayat disana.
Kemudian, mereka kembali ke asrama dan menyelinap ke kamar tidur si perawat dan menempatkan potongan lengan itu tepat dibawah seprainya.
Mereka menyimpannya di bagian ujung tempat tidur, sehingga saat si perawat berbaring disana, kakinya akan menyentuh potongan tangan mayat tersebut.
Mereka tertawa kegirangan saat keluar dari kamar si perawat dan berdiri di sekitar lorong agar dapat melihat siaran langsung nanti.
Saat gadis itu tiba dan hendak masuk ke kamarnya, para dokter itu menghentikan tawanya dan melihat secara bersamaan ke arah si perawat.
Gadis itu menaruh curiga, namun ia tak menghiraukannya dan segera memasuki kamar, menutup pintunya dengan keras.
"BRAAK".
Mereka sangat tidak sabar menunggu reaksi si perawat saat ia menemukan potongan tangan diatas tempat tidurnya.
Beberapa saat berlalu.
Tidak ada yang terjadi.
Tak ada jeritan, tak ada umpatan, tak ada kemarahan bahkan tidak ada kegaduhan sama sekali.
Hanya kesunyian yang mereka dapati.
Setelah waktu terus berlalu dan mereka sudah bosan, akhirnya mereka menyerah dan kembali ke kamarnya masing-masing.
Mungkin mereka menempatkan potongan tangan itu terlalu ujung, sehingga kaki si perawat tidak bisa menyentuhnya.
Keesokan paginya, para dokter itu berniat mengecek kondisi dari kamar perawat itu.
Pintu diketuk, namun tak ada jawaban dari dalam.
Saat salah satu dari mereka memutar gagang pintu, dan
"CLIK" ternyata tidak terkunci. Mereka pun berhasil masuk ke dalam.
Ruangan itu sangat sepi dan tenang, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Para dokter memeriksa seisi ruangan dan mencari tahu dimana si perawat berada.
Saat membuka lemari pakaiannya, mereka disambut oleh pemandangan yang mengerikan.
Perawat itu meringkuk di sudut lemari.
Wajahnya masih terlihat seperti berumur 20 tahun namun rambutnya telah berubah warna menjadi putih. Matanya tergulung keatas sehingga menyisakan warna putih disana. Dia benar-benar terlihat seperti sudah gila.
Dan yang paling buruk dari semuanya adalah, perawat itu sedang mengunyah potongan tangan mayat yang ada dalam genggamannya itu.
Source : scaryforkids