SCP Foundation

SCP Foundation - фиктивная организация, задокументированная одноименным арт-проектом на веб-сайте, созданная на территории вымышленного SCP Foundation, Природоохранные организации и локации, ответственная за обнаружение и удержание объектов.

Creepypastas

Creepypasta este o legendă sau o imagine de groază copiată și lipită pe internet. Aceste intrări pe internet sunt deseori menite să sperie cititorii. Poveste paranormală simplă creată de utilizator Ei ucid Kill și conține povești groaznice despre evenimente din altă lume

urban legends

これは都市伝説のリストです。都市伝説、神話、または物語は、民俗学の現代的なジャンルです。それは通常、気味の悪いもの、迷信、クリプティッド、クリーピーパスタ、その他の恐怖を生み出す物語の要素に関連する架空の物語で構成されています。都市伝説は、しばしば地元の歴史と大衆文化に根ざしています。

Live or die. Make your choice [Billy the puppet]

Билли, механическая кукла-живот, которую использовал Джон Крамер, известен как «убийца головоломок» [франшиза «Пила»), который неоднократно использовался на протяжении всей игры, чтобы рассказывать жертвам о головоломке, которая отключает смертоносные правила и инструкции, которым нужно следовать. выжить, выжить или умереть сделай свой выбор

I'am mad scientist! Hououin Kyouma

シュタインズ・ゲートの物語は秋葉原で行われ、過去にテキストメッセージを送信できるデバイスに電子レンジをカスタマイズした友人のグループについてです。

17/03/19

[GOD'S MOUTH]



Aku menghela nafas seraya tersenyum penuh kesombongan saat melihat pintu masuk gua God's Mouth diatas sana.

Aku merasa bak seekor serigala ganas yang siap menerkam 3 babi kecil yang sedang bersembunyi di benteng rapuhnya.

Setelah penantian yang panjang, akhirnya aku bisa mengunjungi gua ini. Luar biasa.
Aku tersenyum dengan pemikiran itu dan melihat Margaret didepan sana.

Dia ada beberapa kaki didepanku sambil memegang sebuah tongkat untuk membantunya mendaki bukit ini.

"Cepatlah..!" Dia memanggilku.

Aku kembali tersenyum sambil terus mendaki bukit ini.

Kami akhirnya sampai didepan pintu masuk gua ini. Margaret terlihat sangat lelah, mungkin 2x lebih lelah dibandingku mengingat dia seorang wanita.

Kuamati keadaan diluar gua ini, sepertinya ada sesuatu yang tersembunyi di bebatuan sekitar sini.
Itu seperti sebuah tulisan.

Aku mengambilnya dan kemudian membacanya.

"God's Cave : Menjauhlah!". Ya, sebuah papan peringatan klise dan kukembalikan tulisan itu ke asalnya tadi.

"Hei lihat ini."

"Mulut tuhan? Lalu mana anggota tubuh lainnya?"

Ucapku menggoda Margaret sambil berfikir betapa anehnya nama gua ini.
Margaret terlihat cuek saja dengan ucapanku tadi.

"Berikan botol minumku." Ucap Margaret yang masih mengatur nafasnya. Ia pun meminumnya sampai raut mukanya berubah menjadi lebih tenang.

Aku mulai mengeluarkan senter dan mengarahkannya ke gua ini.
Hitam. Gua ini lebih terlihat seperti persembunyian roh ketimbang menyebutnya sebagai "mulut tuhan".
Kemudian aku berbalik untuk menghampiri Margaret yang sedang istirahat sejenak itu.

"Kau siap?" Tanyaku.

Akhirnya ia berdiri seraya mengangguk.
Aku menepuk halus punggungnya dan kami berjalan memasuki gua ini.

Aku menyesal sempat berpikiran buruk tadi. Nyatanya, pemandangan didalam gua ini sangat indah. Cahaya dari lampu senterku menerangi bebatuan dari dinding gua ini. Perlahan, cahaya di pintu masuk tadi semakin menghilang seraya kami berjalan lebih dalam memasuki gua ini. Lebih dalam.
Aku melirik sekeliling dan lampu senterku menangkap batuan stalaktit dan stalakmit dengan formasinya masing-masing.

Mungkinkah ini bagian "gigi"nya?

Jika ia, aku akan rela berada disini untuk tidur karena disana terlihat nyaman dan sangat indah.

Rupanya Margaret tak setuju denganku. Ia menggigil seraya melingkarkan tangannya di lenganku. Cuaca disini memang agak dingin.

Aku mengangkat alis.


"Apa kau ingin mantel lagi?." tanyaku sambil menatapnya. Dia tidak menjawab.

Aku mencoba mengartikan gerak-gerik Margaret saat ini tanpa komunikasi verbal. Dan akhirnya aku menyadari bahwa kami sudah berada terlalu dalam di gua ini.

Aku sedikit gugup.

Margaret masih belum menjawab pertanyaanku. Kami terus berjalan kedepan dalam diam meskipun tak tau arah.

Dia berhenti sesaat dan aku pun ikut berhenti.

"Kenapa kita ada disini sih?" kata Margaret. Ia terlihat kesal.

Aku mengangkat bahu dengan sikap santai dan mengarahkan lampu senter dibawah dagu untuk menyinari sebagian wajahku agar menimbulkan efek seram.

"Wuuuuuu takut." aku tertawa mengejeknya. Dia masih tak meresponku.

Aku menghela nafas.

"Ya, kupikir kau memang ingin pergi ke tempat ini kan?"
Suaraku bergema didalam gua ini.


"Maksudku.." aku memulai pembicaraan lagi sambil menggaruk dagu.

"Kau bilang ingin melihat sesuatu yang berbau alam untuk liburan kali ini. Dan kau terlihat sangat tertarik saat aku membicarakan kunjungan kita ke Gua Mammoth beberapa tahun lalu. Jadi kupikir...." suaraku melemah. Aku masih bisa merasakan kejengkelannya.

"Tidak." katanya. Aku mengerutkan kening.

"Tidak, kau sendiri yang ingin pergi ke gua ini. Aku hanya menuruti keegoisanmu saja. Aku berusaha menjaga perasaanmu selama di perjalanan karena aku tahu, kau begitu ingin mengunjungi gua ini. Aku memang ingin pergi ke suatu tempat seperti pantai atau apapun itu tapi bukan sebuah gua. Bukan sebuah gua Nathan!."

Dia terlihat seperti siluman serigala ganas sekarang.

"Aku tahu bahwa kau memiliki ketertarikan aneh dengan tempat-tempat di alam liar. Tapi aku tak ingin benar-benar tersesat didalamnya. Dan jangan salah paham. Maksudku berbau alam itu ya sesuatu yang bisa membawa kita untuk merasakan udara segar dari alam. Tapi ini?."
Aku dapat melihat pergerakan tangannya menunjuk sekeliling.

"Ini udara gua Nathan! Ibarat sisa-sisa udara yang terjebak dan diawetkan. Bukan udara segar. Ditambah, bukankah ini kegiatan yang illegal?. Jadi, bisakah kita tinggalkan tempat ini sekarang?."
Kami berdua berdiri disini dalam diam. Satu-satunya suara yang terdengar adalah gemuruh air yang tertahan dan tertutupi oleh suasana lembab.

Akhirnya aku mulai berjalan lurus ke depan. Aku tak mendengar Margaret mengikutiku dari belakang.

"Nathan." ia memanggilku.

"Berhenti. Tolong berhenti." ucapnya lagi, lalu aku berhenti.

"Maafkan aku.." aku bisa mendengarnya berjalan mendekat ke arahku.

"Aku hanya lelah. Aku tak ingin berlari, mendaki atau semacamnya lagi. Aku hanya lelah Nathan.."

"Tidak apa-apa. Sudahlah." dia menggenggam erat tanganku.

"Sungguh, tak apa-apa Margaret." kataku sambil menggeleng.

"Jadi, dimana jalan keluarnya? Aku tak ingat." kata Margaret, aku bisa merasakan kegugupannya.
Sial, aku pun tak mengingat jalan masuk tadi.

Kami berjalan terlalu jauh kedalam. Terpesona dengan keindahan gua ini di awal tadi.

Seharusnya aku membawa tali atau apapun itu yang bisa menjadi penanda untuk jejak kami tadi.

Aku harus mengambil tindakan, aku harus bisa menenangkan Margaret.

Akhirnya aku berbalik 180 derajat seraya berkata

"Lewat sini."

Kami masih terus berjalan. Nampaknya sudah berlangsung selama beberapa jam. Kakiku sudah lelah dan sakit. Aku pun bisa mendengar rintihan Margaret di belakangku, yang juga merasakan penderitaan ini. Ia menggenggam erat tanganku. Aku sungguh merasa bersalah. Ini salahku.

Kemudian aku terdiam sambil menyentuh salah satu dinding gua ini.

"Hei..hei." kataku.

"Letakkan tanganmu disini. Dan rasakan batu ini."

Aku bisa melihatnya mengikuti perintahku dan menempelkan telapak tangannya pada dinding gua ini.

"Bukankah ini terasa hangat? Aneh kan." kataku. Dia masih tak mengucapkan apa-apa.

Aku mulai menyusuri dinding hangat ini. Menyisir dan meraba setiap bagian dinding ini dibantu cahaya lampu senter.

Tiba-tiba, aku merasakan sakit yang luar biasa di kepalaku.

Aku terbentur langit-langit gua.

"Oh Shit!" Aku berteriak, mengerang kesakitan.

"Nathan? Kau tak apa-apa?" aku mendengar suaranya dan merasakan cahaya lampu senter miliknya menyorot wajahku, menyilaukan mata ini. Ia terdengar panik.

"Aku tak apa-apa. Tenanglah, aku sedang memeriksa dan kita akan segera keluar dari gua ini. Aku berjanji."

Kemudian, aku menyorotkan lampu senter ini ke atas kepalaku.

Aneh, sepertinya langit-langit gua ini semakin menyempit. Maksuku, mengapa langit-langit ini berada begitu rendah hingga aku dapat membenturnya. Sungguh aneh.

"Margaret sayang." ucapku sambil mengatur nafas.

"Sepertinya kita harus memutar balik." aku mendekati Margaret dan dapat merasakan helaan nafasnya.

Sekali lagi. Kami berjalan tak tentu arah menyusuri gua ini.
Aku terus menyorot langit-langit gua ini dan benar saja.

Ruangan dalam gua ini sepertinya menjadi menciut, langit-langitnya pun menjadi semakin rendah.

Jika saja ada cahaya lain selain lampu senter kami yang terfokus pada jalan dan langit-langit.

Mungkin, Margaret dapat menyadari kepanikan yang tersirat di raut wajahku.

Kami benar-benar terserat.

Aku melepaskan genggaman tangan Margaret seraya berlari menyusuri dinding. Aku benar-benar panik.

Aku harus segera menemukan jalan keluar demi menyelamatkan kami berdua. Cukup sudah, aku tak mau membuat Margaret kelelahan lagi.

Biar aku yang berusaha mencari jalan keluar, kemudian kembali dan menyelamatkannya.

"Tidak Nathan!"

"Jangan tinggalkan aku!" aku bisa mendengar teriakannya.

Aku harus terus berjalan. Jika kita berdua hilang, tak ada seorangpun yang menemukan kami. Maka dari itu, kuputuskan untuk sejenak menyusuri gua ini sendirian.

Aku masih terus berjalan sampai aku memukul sudut dinding ini.

"Sial!" gerutuku sambil berteriak.

"Margaret, sepertinya ini jalan buntu. Tunggu dan diam ditempatmu, aku akan segera kembali kesana."

Aku memutar balik.

"Margaret?".

Hening..

Tak ada jawaban. Sial.

Aku mulai menyusuri jalan tadi untuk kembali ke Margaret. Akan tetapi, aku mendapati diriku berada di sudut gua ini lagi. Di jalan buntu tadi.

"Sial sial sial!!!!" aku berteriak kesal.

"Margaret..." aku meneriakkan namanya sekeras mungkin.

Aku kembali berjalan, bahkan berlari namun kudapati diriku berada di sudut gua sialan ini lagi.

Tiba-tiba, aku mendengar suara. Kedengarannya seperti suara statis di televisi.

Aku menempelkan telingaku di dinding gua ini. Dan nampaknya, dinding ini terasa lebih hangat dari sebelumnya.

Samar-samar, aku mendengar suara Margaret di sisi lain batuan dinding. Ia berteriak seperti sedang kesakitan.

"Tidak.. Tidak.. Tidak.!!" aku berteriak.

"Ini tidak mungkin!."

Aku berlari tak tentu arah. Aku sangat khawatir dengan Margaret.

Sial. Tak ada jalan masuk. Begitupun dengan jalan keluar.

Yang kudapati hanya empat sudut dari dinding gua ini. Dan diriku sendiri yang sedang terjebak.

"Aaaaarrggh."

Aku mulai merasakan sakit akibat bersentuhan dengan sisi dinding yang runcing dari gua ini saat aku bersender.

Aku segera menjauhi dinding tadi dan mulai mengamati sekeliling dengan bantuan cahaya lampu senterku ini.

Kuperhatikan setiap sisi di gua ini selama beberapa saat.

1 hal yang dapat kusimpulkan.

Gua ini mulai menghimpitku.

Sepertinya, dinding gua ini semakin mendekat ke arahku, ia akan menghimpit dan siap meremukkan badanku kapan saja.

Akhirnya, aku benar-benar merasakan dinding ini meyentuh punggungku dengan sendirinya.

Bukan aku yang bersandar seperti tadi. Melainkan, dinding ini yang mendekati tubuhku.

Aku duduk disini, terjebak selama berjam-jam menunggu kematian.

Senter yang kupegang mulai meredup.

Perlahan, tapi pasti.

Aku mulai menangis dan berbaring di tanah.

Aku membiarkan senterku terjatuh, beguling menuruni celah sempit di salah satu sudut sana.

Sepertinya, langit-langit gua ini sudah berada tepat di atasku. Aku dapat merasakan tetesan air dari batuan di langit-langit.

Aku kembali mengarahkan pandanganku ke celah sempit tadi, dimana senterku berguling melewatinya.

Aku menyipitkan mata agar dapat melihat apa yang tersorot oleh lampu senterku yang berguling tadi.
Mataku terbelalak dan aku menangis sejadi-jadinya.

Batuan runcing itu perlahan menusuk kulitku semakin dalam. Aku merasakan sakit yang luar biasa dan darah sepertinya masih terus mengucur dari seluruh tubuhku yang mulai terhimpit ini.

Dalam kesendirian, aku masih terus merasakan kesakitan.

Ini seperti penyiksaan untuk menjemput ajalku sendiri.

Batuan runcing itu terus menusuk kulitku, menembus setiap inci daging yang ada di tubuhku secara perlahan.

Aku merasakan ngilu yang luar biasa saat mereka sampai dan menyentuh tulang dalam tubuhku ini.
Perlahan tapi pasti.

Aku melihat cahaya terakhir yang tersorot oleh lampu senterku tadi.

Cahaya itu menyorot sebuah tangan yang tergeletak di bawah dengan kutek berwarna merah di kukunya. Itu tangan Margaret.

Pandanganku mulai kabur dan aku berteriak sejadi-jadinya, merasakan kesakitan akibat ulah dari mulut tuhan yang sedang melumat badanku ini. Tak ada ampun.



[end]


IF YOU LOST A LOVED ONE

Ada cara yang dapat kau lakukan untuk membawa orang yang kau cintai dari kematian. Tapi aku tidak menyarankannya untuk melakukan ini. Kematian itu adalah takdir dari hidup seseorang dan kecurangan itu selalu mengarah ke hal yang buruk. Tapi kalian juga ingin tahu, bukan? Jadi, ayo kita mulai!

Pergilah ke pemakaman tempat orang yang kau cintai di makamkan. Ini hanya berlaku jika mereka sudah dimakamkan, disana mungkin ada metode lain untuk kremasi atau sesuatu, namun aku tidak tahu itu.

Pastikan bahwa kau membawa barang yang paling berharga bersamamu. Emosi yang terdapat dalam barang itu, akan memberikanmu kekuatan. Bawa barang itu ke makam orang yang kau cintai, lalu menguburnya diatas kuburan mereka.

Sebelum kau menutup lubang itu dengan barang berhargamu, jangan lupa untuk meneteskan beberapa darah di atasnya. Inilah yang mewarnai ritual dengan esensi kehidupanmu dan..... Menarik 'mereka' untuk masuk.

Lalu, inilah langkah terakhir. Ambil segenggam kecil tanah dari tempat kau menguburkan barang tadi, dan menelannya. Menjijikan, tapi harus. Hal ini menciptakan diantara kau dan kemana kau harus pergi. Setelah itu, menyamankan dirimu di atas kuburan lalu jatuh tertidur di atas kuburannya.

Jika semua dilakukan dengan benar (dan kau sedikit beruntung), kau akan mendapati dirimu terbagun di gerbang kuburan. Ini akan menjadi buram, berkabut, dan kamu akan melihat kurangnya warna di tempat ini. Kamu juga akan melihat ada orang yang berkeliaran di sekitar batu nisan. Persisnya beberapa banyak dan terlihat seperti apakah mereka, tergantung kepada pemakaman yang kamu tuju. Tetapi aku tidak pernah mendengar tentang lokasi yang setidaknya memiliki beberapa puluh dari mereka yang berkeliaran.

Apapun yang kau lakukan, menjauhlah dari mereka. Itu adalah nuansa mereka yang di tinggalkan dari ritual gagal atau roh yang lemah yang ditarik dari daerah sekitar menggunakan kekuatan darah dan barangmu. Bahkan jika kau mengenali beberapa dari mereka, tetap jangan mendekati mereka. Mereka lebih sedikit agresif dan menginginkan satu hal diatas segalanya, yaitu kehidupan. Mereka ingin mendapat kesempatan lagi untuk hidup dan melakukan apa-apa lagi. Dan jika salah satu dari mereka menangkapmu, dia akan MENCOBA untuk mencuri kehidupanmu.

Mereka mungkin melihatmu, mungkin tidak. Jika mereka melihatmu, hindari mereka. Seharusnya tidak begitu sulit karena kontrol dan refleks mereka tidak setajam dulu. Hindari mereka dan terus carilah orang yang kamu cintai. Mungkin dia berada pada kuburannya atau berkeliaran di jalan setapak. Kau juga mungkin akan mendapatkannya sedang bersembunyi ketakutan.

Ketika kau melihat orang yang kau cintai, jangan mendekat ke arahnya dulu. Panggilah namanya dan tunggu beberapa saat. Jika merespon dengan sungguh, semua berjalan seperti rencana. Jika responnya tertunda, tenang, jauh, atau bahkan tidak, maka tunggu.

Tanyakan satu hal padanya, apa yang dia benci dalam hidup. Sebagaimana nuansa ini sedang proses dan pikiran mereka berkurang. Hal yang paling pertama pergi adalah kenangan akan hal-hal yang mereka benci. Setiap kenangan buruk yang membuat keinginan hidup tampak menakutkan akan menyelinap pergi dan digantikan oleh kenangan-kenangan yang mendalam agar kembali ke kehidupan. Jika jawaban orang yang kamu cintai tampaknya sungguh-sungguh, ambillah tangan mereka dan berdoalah kalau itu tidak salah. Jika tidak, mungkin kau akan menemukan dirimu sebagai pengganti nuansa di kuburan berkabut itu.

Berhati-hatilah, mungkin tangan mereka akan menjadi es. Pembekuan. Seperti menggengam es batu yang padat, tetapi tidak akan pergi. Bahkan jika tanganmu mulai mati rasa dan jari-jarimu mulai menghitam, jangan melepaskannya! Setelah kamu merasa aliran kehidupan menyentuh tangan mereka dan segera kehilangan itu beberapa saat kemudian, kekasihmu mungkin tidak dapat menahan keinginan untuk mengambil semuanya darimu.

Bawa kekasihmu menuju ke gerbang, hindarilah 'mereka' sebisa mungkin. Banyak yang akan melihatmu sekarang bahwa tubuh aslimu sebagai penghubung ke wilayah mereka melalui kekasihmu. Cepatlah, tentukanlah, dan JANGAN PERNAH melepaskan tangan kekasihmu itu.

Jika kau melakukan dan melangkah melalui pintu gerbang pemakaman, kau akan mendapati dirimu di dunia kehidupan, bersama kekasih mu yang sedang memegang tanganmu.

Untuk yang lainnya, itu hanya akan tampak seperti kekasihmu pergi ke suatu perjalanan yang panjang dan baru kembali. Tak akan ada yang mengingat dimana mereka pergi atau apa yang mereka lakukan (kecuali kau dan kekasihmu).

Setelah ini kusarankan kepadamu agar jangan berdiam diri di suatu wilayah. Terus bergerak, semakin acak perjalananmu, semakin baik. Saat kau mulai sakit-sakitan, dan muka kekasihmu terlihat pucat, atau mulai terlihat kerusakan di muka kekasihmu, bergeraklah. Kematian benci dicurangi, dan jika 'mereka' menangkapmu dan kekasihmu, 'mereka' akan memastikan bahwa kalian berdua akan merasakan sedikit demi sedikit dari penyakit yang menyeramkan yang akan menggerogoti tubuhmu hingga sekali lagi kekasihmu jatuh ke dalam kematian dan kembali lagi ke pemakaman. Kali ini, bagaimana pun, mereka tidak akan sendirian. Kau akan bergabung dengan mereka.

Mungkin kau akan beruntung. Mungkin seseorang membuat perjalanan ini untukmu. Mereka akan mengambil tanganmu dan menarikmu kembali ke dunia hidup..... Hanya untuk memulainya sekali lagi.

Sokushinbutsu [ そくしんぶつ ]


source : creepypasta.wikia

Di Jepang bagian utara ada dua lusin mumi bhiksu Jepang yang dikenal sebagai Sokushinbutsu. Mereka adalah Pengikut Shugendô, sebuah ajaran kuno agama Buddha. Bhiksu itu meninggal untuk mensucikan diri.

Selama tiga tahun para bhiksu akan melakukan diet khusus yang terdiri hanya dari kacang-kacangan dan biji-bijian. Mereka juga berolahraga dengan keras agar bagian dalam lemak tubuh mereka hancur. Mereka kemudian hanya makan kulit dan akar selama tiga tahun dan mulai minum teh beracun yang terbuat dari getah pohon Urushi , yang biasanya digunakan untuk membuat mangkuk. Hal ini menyebabkan mereka muntah-muntah, kehilangan cairan tubuh, dan yang paling penting, getah pohon Urushi itu dapat membunuh setiap belatung yang mungkin menyebabkan tubuh rusak pada saat pembusukkan setelah meninggal. Akhirnya, mereka akan mengunci dirinya dalam sebuah kurungan batu yang hampir tidak lebih besar dari tubuhnya, di mana mereka tidak akan bisa bergerak dari posisi bertapa. Koneksi ke dunia luar mereka hanya tabung udara dan bel. Setiap hari mereka akan membunyikan bel untuk membiarkan orang luar tahu bahwa dia masih hidup. Ketika bel berhenti berdering, tabungnya akan dicopot dan kurungannya akan disegel .

Tidak semua biksu yang mencoba memumikan diri sendiri berhasil. Ketika kurungannya dibuka, beberapa mayat ditemukan telah membusuk. Bhiksu yang tidak berhasil tersebut akan dikubur seperti masyarakat biasa.

Mereka dihormati karena daya tahan mereka, tetapi mereka tidak disembah. Para bhiksu yang telah berhasil memumikan dirinya sendiri akan dijadikan status Buddha, dipajang, dan dirawat oleh pengikut mereka . Pemerintah Jepang melarang Sokushunbutsu pada akhir abad ke-19 meskipun praktek ini tampaknya terus berlangsung abad ke -20 sampai sekarang.





Dark Joke

Seorang pria tengah duduk di ruang tunggu di sebuah rumah sakit. Ia nampak gelisah, dan dia berdoa dalam hati.

Beberapa saat kemudian, dokter bersama dua orang suster datang dari ruangan pasien yang tidak jauh dari ruang tunggu. Pria tersebut bangun dari tempat duduknya dan menghampiri sang dokter.

"Dokter, bagaimana keadaan istri dan bayi saya?", tanya pria tersebut dengan penasaran.

"Selamat", dokter tersebut menepuk pundak sang pria. "Istri Anda melahirkan bayi laki-laki yang sehat dengan selamat".

Pria tersebut bersyukur, doanya terkabulkan. Dia berterima kasih kepada sang dokter.

Pria tersebut ingin sekali melihat Istri dan anak barunya, "Dokter, bolehkah saya melihat istri dan anak saya sekarang?".

"Silahkan", sang dokter memperbolehkan pria tersebut.

Sang pria pun berlari ke arah ruang pasien dimana istrinya melahirkan.

Ketika sampai di ruangan tersebut, sang pria membuka pintunya. Dan ketika ia melihat di dalam, dia sangat terkejut.

Terlihat istrinya terbaring di atas ranjang pasien dengan bersimbah darah. Rahim sang istri keluar dari perutnya. Dan terlihat di samping sang istri, terdapat seorang bayi laki-laki yang sudah tak bernyawa.

Sang pria melihatnya dalam horor. Istrinya dan anaknya telah meninggal.

Kemudian, pundak sang pria ditepuk dari belakang.

Ketila sang pria berbalik, dia melihat sang dokter bersama kedua suster berdiri di pintu masuk sambil mengejutkan sang pria.

"APRIL MOP! Anda sudah tertipu!".

Welcoming the Love Game [ 愛のゲームを歓迎 Ai no gēmu o kangei ]

Pernahkah Anda ingin seseorang mencintai Anda, tidak peduli seberapa baik atau buruk Anda ? Ini mungkin sangat sulit bagi Anda, tapi saya yakin Anda akan berhasil. Berikut adalah cara untuk memanggil seseorang yang akan mencintaimu selamanya :

1 . Sebuah cermin besar2 . Setangkai mawar merah3 . Sebuah jarum4 . kertas5 . Pena atau pensil6 . Ruang kosong, sebaiknya kamar anda sendiri .

 Awal Ritual 

Untuk memulai ritual , pastikan bahwa ruangan yang akan dipakai tidak ada orang selain Anda. Jika ada, Anda harus membuat mereka pergi atau mereka akan hilang dari muka bumi ini. Mulailah ritual ini pada pukul 02.00-03.30.

Sekarang pergi ke ruangan itu. Pindahkan barang-barang yang ada di kamar ke luar dan tempatkanlah cermin di lantai. Lihatlah cermin itu dua kali, kemudian Anda berbalik dan menjauhlah dari itu

Ambil kertas dan pena.

Tulis nama lengkap Anda dan usia Anda. Tempatkan kertas di tanah . Ambil jarum dan tusuklah jari Anda ,biarkan tetesan darah Anda jatuh di atas kertas .

Tunggu setidaknya lima detik . Jika Anda mendengar dering bel , maka Anda telah melakukan dengan benar . Tapi jika Anda mendengar geraman anjing, larilah! Keluarlah dari rumah dan pergilah ke tempat suci seperti gereja/masjid dan berdoalah selama satu jam.

Tinggalah di dalam gereja karena, jika Anda melangkah keluar, geraman itu akan lebih keras dan lebih keras sampai Anda merasa seseorang sedang mengambil jantung Anda.

Anda perlahan-lahan akan mati….

Setelah mendengar dering bel, berbalik dan lihatlah ke cermin. Di sana akan ada anak laki-laki jika Anda seorang gadis dan seorang gadis jika Anda anak laki-laki.

Dia akan mengenakan pakaian berwarna cerah. Mata dia akan melambangkan warna yang berbeda , tergantung pada suasana hati Anda: Jika Anda marah , mata dia menjadi merah.

Ambillah tangkai mawar dan berlutut . Katakanlah kata-kata ini sebelum menyerahkan kepada dia:

Watashi wa kodukuna nda. Watashi no kokoro wa nagekuga, watashi no kokoro wa shitau. Watashi no ai o watashi or toru. Tame ni wareware ga aru koto o imi shite ita. Shikashi sodenai baai wa, mada ki ni shitte, watashi wa shinu koto ga dekimasu.
私はこくくなんだ。 私の心はなげくが、私の心はした。 ワタシのあいおワタシやトル。 これは、ウェアウェアかどうかことではありません。 しょうでないばいは、まぁきにして、わたはしんことことができます。

[versi lain]
Watashi wa sabishīdesu. Watashi no kokoro wa kanashīdesuga, watashi no kokoro wa koi o shite imasu. Watashi to watashi no aiwokudasai. Shikashi, anata ga shitakunai nonara, watashi o shina sete kudasai. Watashi wa kare ni bara o ageta.
私は寂しいです。 私の心は悲しいですが、私の心は恋をしています。 私と私の愛をください。 しかし、あなたがしたくないのなら、私を死なせてください。 私は彼にバラをあげた。

aku kesepian . Pikiranku sedih tapi hatiku jatuh cinta. Bawalah aku dan cintaku. Tapi jika Anda tidak mau, biarkan aku mati. Berikan mawar kepada dia.


Jika cerminnya pecah, Anda perlahan-lahan akan kehilangan kesadaran dan tersedot ke dalam dunia yang kejam, tidak pernah berakhir, dan tidak pernah bisa kembali .

Jika dia mengambil mawar itu dan menjangkau tangan Anda, tariklah dan peluklah dia. Dia perlahan-lahan akan lenyap menjadi debu . Ambil debu dan percikan debu tersebut rambut Anda.

Keesokan harinya, Anda akan bertemu orang yang sama dari cermin kecuali dia memiliki nama yang tampaknya akrab bagi Anda. Ini adalah kekasih mutlak Anda.

Di mana pun Anda pergi, dia akan pergi. Apa pun yang Anda lakukan, mereka akan lakukan itu juga. Orang-orang akan mengatakan bahwa kekasih Anda sangatlah cantik/tampan.

Dia akan selalu mencintaimu tidak peduli seberapa buruk diri Anda. Namun, Jika Anda menyiksa dia dengan cara apapun, seorang pria dalam setelan baju hitam akan datang kepada Anda.

Dia akan mengambil pisau dan menusuk Anda sampai Anda mati . Lalu ia akan mengambil kekasih Anda dan kembali ke neraka dan menghancurkan dia. Jadi tolong, cintailah dia seumur hidupmu.

CREEPYPASTA : The Abandoned School


Di hutan tebal Washington, ada misteri yang tidak dapat dipecahkan. Beberapa orang percaya bahwa fatamorgana yang menciptakannya.
(fatamorgana: sesuatu yang tidak ada menjadi seolah-olah ada, seperti melihat oasis di padang pasir).

Mereka mengatakan, jika Anda melihat sebuah bangunan tinggi tujuh lantai di hutan , itu bisa menjadi hari keberuntungan Anda . Beberapa orang yang mengalami fenomena aneh ini memotret bangunan itu tapi tampaknya pohon redwood tinggi tanpa daun selalu menutupinya.

Beberapa orang yang beruntung berhasil mengambil snapshot dari itu ( Gambar ) dan menunjukkan mereka kepada publik . Kebanyakan paranormal hanya bisa melihat masa depan dengan melihat, merasakan atau menyentuh foto itu . Mereka dapat melihat apa yang akan terjadi, tetapi tidak bisa mengatakan itu karena paranormal itu shock berat.

Jadi ini adalah di mana cerita dimulai :

Jika Anda masuk bangunan sekolah itu, Anda akan dapat melihat seorang pria tua yang duduk dibangku, kecewa dan bingung. Biarkan dia bicara lebih dulu atau Anda akan terjebak di pohon redwood selamanya . Dia akan mengatakan " Mengapa saya tidak bisa membaca ? Menulis ? Berhitung ? Atau bahkan ... " dia tiba-tiba akan diam. Katakanlah kepadanya " Saya dapat mengajarimu.. . " Katakan saja kalimat itu . Jika mengatakan kalimat yang berbeda, Anda akan terjebak dalam sekolah itu. Dia akan berkata " Wah, terima kasih. " Dia akan membiarkan Anda memilih sebuah buku, pensil dan kertas, tongkat, dan puisi.

Pilih apapun, dan ajarkan kepadanya bagaimana cara menggunakannya. Jangan berlagak tidak sopan, atau ia akan menyerap semua pengetahuan Anda. Bersabarlah. Biarkan dia belajar membaca, berhitung ,membuat puisi, dan menulis. Sewaktu orang tua itu belajar, Anda akan mendengar suara-suara samar yang berasal dari hantu. Jangan pedulikan mereka . Mereka hanya jiwa-jiwa yang tidak sopan yang terjebak dalam sekolah itu . Jika Anda berhasil mengajari orang tua itu, dia akan menghargai Anda.

Jika Anda selesai pelajaran , katakan kepada orang tua itu , " Sudah selesai. Apakah Anda bahagia ? " dan dia akan mengangguk riang . Jika ia tidak mengangguk , larilah ke pintu keluar atau Anda akan terjebak dalam sekolah itu juga . Jika orang tua senang , ia akan memberi Anda koin jimat dan Anda akan kembali ke kamar tidur Anda . Koin jimat itu membawa keberuntungan yang extrim dalam keluarga Anda setiap tahun .



16/03/19

CREEPYPASTA : Be Careful With Your Promise


Sepasang suami istri yang saling mencintai bersumpah akan selalu sehidup semati. Suatu hari, mereka pindah ke sebuah rumah besar.

Si penjual sudah memperingatkan bahwa rumor mengatakan di rumah itu ada seorang pembunuh berantai psikopat bersembunyi, tapi mereka tidak mendengarkan peringatan itu.

Beberapa malam tinggal di sana, sang istri mengeluh ia sering merasa ada sesuatu menyentuhnya di tengah malam (yang bukan suaminya), atau ia merasa ada sepasang tatapan mata yang selalu mengikutinya di dalam rumah.

Sang suami berjanji akan berjaga semalaman. Malam itu, sang suami yang tengah berjaga merasa sangat kehausan dan turun ke dapur untuk minum. Belum selesai minum, terdengar suara jeritan yang menyeramkan dari kamar tidurnya. Ketika ke kamar, dia
melihat tubuh istrinya yang terpotong-potong.

Ia pun memanggil polisi dan memakamkan istrinya. Si pembunuh tetap tidak tertangkap.

Beberapa malam setelah pemakaman, sang suami sedang tidur ketika tiba-tiba ia terbangun karena haus. Ia pun turun ke dapur
untuk minum. Ketika kembali ke kamar, sang suami melihat gundukan selimut di kasurnya.

Dengan shock, ia menarik selimut dan membukanya, hanya untuk melihat hantu istrinya beserta dengan bayangan gelap seorang pria di sampingnya. Hantu istrinya memegang sebuah pisau daging besar.

Si suami berdiri diam ketakutan, ketika hantu sang istri perlahan melayang mendekat sambil berkata, "Suamiku... kau berjanji sehidup semati denganku, kan..? Kau berjanji, bukan..?". Hantu sang istri pun mengayunkan pisau daging besar tersebut ke arah sang suami.

Keesokan harinya, mayat sang suami ditemukan dengan kepala terputus. Dan telah diputuskan secara bulat bahwa rumah tersebut akan dibongkar.

*******************************

Never Break a Mirror CREEPYPASTA


"Lindsay, berhati-hatilah!. Ibu tidak mau kau memecahkan apapun."
Ucap ibu Lindsay memperingatkan.
Lindsay hanya menghela nafas.
Anak itu berumur 10 tahun dan ia bersama ibunya sedang membantu kakeknya mengemasi barang.
Nenek Lindsay meninggal 7 bulan yang lalu, oleh karena itu sang kakek tak sanggup tinggal dirumah itu lagi.
Kakek Lindsay sudah menjadi kolektor barang antik selama bertahun-tahun. Hal ini yang membuat mereka lebih berhati-hati lagi saat mengemasi barang.

"Terutama untuk cermin tua yang satu itu." Kata kakek yang entah datang darimana. Lindsay dan ibunya tersentak karena kaget. Ya, itu memang kebiasaan sang kakek untuk mengagetkan siapapun dan kapanpun.

"Kenapa kek?." Tanya Lindsay dengan penasaran.

"Karena memecahkan sebuah cermin berarti kau akan mendapatkan nasib sial selama 7 tahun. Dan cermin yang disana itu terkutuk. Jika seseorang mematahkan mantranya berarti ia sudah menghilangkan segelnya.. Maka dia akan mendapatkan pengalaman terburuk sepanjang hidupnya." Sang kakek memperingatkan.

"Lindsay, jangan dengarkan apa kata kakekmu itu. Dia hanya menakut-nakuti. Itu semua hanya takhayul." kata ibu Lindsay.
"Aku setuju sih soal cermin itu, jangan pernah ada yang memecahkannya karena pecahan kacanya akan berserakan. Sangat sulit untuk membersihkannya bukan?" tambah ibunya.

Ibu dan Kakek Lindsay meneruskan mengemas barang sedangkan Lindsay hanya berlarian dan bermain didalam rumah. Bagaimanapun Lindsay bermain, ia tidak bisa melepaskan pandangannya dari cermin itu sampai ia benar-benar tidak tahan dengan rasa penasarannya.
Saat ibu dan kakeknya secara bersamaan mengangkat sebuah box berukuran besar ke mobil, disitulah Lindsay mendapat celah.
Rumah ini sedikit bergaya Victorian style, jadi kau membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa sampai ke mobil yang diparkir diluar.

Lindsay memegang sebuah tempat lilin yang terbuat dari perak dan menghempaskan benda itu ke cermin tadi.
Kemudian ia melihat pecahan kaca yang terlepas dari framenya, seperti air terjun kristal. Sesaat ia menikmati seperti gerakan slow motion, namun kemudian ia panik. Bagaimana jika kakek dan ibu mengetahui perbuatannya?.

Lindsay membawa sapu beserta pengki untuk membersihkan kekacauan tadi.
Ia mengambil frame cermin itu dan menumpahkan pecahan kaca yang sudah disapu tadi di atasnya, kemudian ia membawa cermin itu seperti nampan.
Ia mulai menaiki tangga ke lantai 2, dan keadaan sudah kosong. Tak ada barang apapun.
Ia melihat ada sebuah karpet tebal yang sepertinya dibiarkan.
Dengan susah payah, ia menyembunyikan cermin itu dibawah karpet tadi. Berharap kakek dan ibunya tak pernah menemukan itu.

Lindsay segera kembali kebawah dan bermain seperti semula, seolah tak terjadi apa-apa.
Saat ibunya selesai berkemas, ia mengingat sesuatu.

"Ayah, apa kau melihat cermin tua disini? Rasanya, aku belum mengemasnya." Tanya ibunya.

"Tidak, seharusnya kan memang ada disini. Kemana ya cermin itu, apa yang terjadi?." Kata sang kakek sambil menggaruk rambut putihnya.

"Apa kau melihat cermin yang disini.?" Tanya ibu pada Lindsay.

"Tidak bu, aku sedang bermain didekat dapur dan langsung menghampiri kesini saat ibu ribut-ribut kalau cerminnya hilang." jawab Lindsay berbohong.
Ia memang pembohong yang ulung.
Terbukti dengan kebohongannya selama ini yang jarang diketahui oleh ibunya.
Ibu dan kakeknya sangat kelelahan. Setelah semua barang selesai dikemas, mengapa harus memusingkan cermin tua yang hilang itu? Itu kan hanya cermin lusuh.

Beberapa tahun kemudian, sang kakek sudah tinggal di rumah barunya dan kasus hilangnya cermin itu perlahan telupakan.
Sekarang, Lindsay sudah berumur 11 tahun. Dan hal aneh dimulai sejak saat itu.
Anjing milik Lindsay kabur secara tiba-tiba, ibu Lindsay terbangun dengan rontok yang sangat parah di rambutnya. Sedikit bingung namun ia berasumsi hanya kekurangan zat besi.
Kemudian, Lindsay memelihara hamster tapi hamster itu mati beberapa hari kemudian.
Mungkin ini hanya sebuah kebetulan.
Para anjing memang suka berkeliaran, ibu Lindsay mengalami anemia untuk sementara dan untuk hamster itu, mungkin memang sudah sakit dari sananya.

Ulang tahun Lindsay akhirnya datang juga dan saat ibunya sedang memotong kue, telepon berdering.

"Ini baru yang pertama dari tujuh." terdengar suara parau yang sangat asing.

Ibunya kemudian menutup telepon dan tak mengambil pusing.
Kemudian telepon berdering lagi.

"Nyonya Elizabeth Seiver?. Kami mohon maaf sebelumnya karena ayahmu telah meninggal dunia dalam kecelakaan mobil. Paramedis terlambat datang sehingga beliau meninggal ditempat kejadian."

Ibu Lindsay sangat shock dan perayaan ulangtahun itu dibubarkan.
Tapi ini baru permulaan, tahun berikutnya saat ulangtahun Lindsay yang ke-12. Ibunya mendapat telepon asing lagi.

"Sudah waktunya untuk yang kedua dari tujuh."

Sesaat setelah ibu Lindsay menutup telepon, benda itu kembali berdering namun berbeda. Kini ibunya mendapat kabar bahwa paman Jacob yang sedang ditugaskan dalam perang telah meninggal dunia karena tertembak.

Tahun-tahun berikutnya bahkan bertambah suram. Kakak Lindsay didiagnosa menidap kanker ganas. Sepupunya yang sedang hamil harus kehilangan bayinya dalam keguguran yang tak ilmiah.

Pada hari ulangtahunnya yang ke-13, suara itu terdengar lagi.

"Yang ketiga dari tujuh sudah disini."

Kemudian, Lindsay mendapat kabar bahwa bibinya meninggal karena ditabrak sebuah bus.
Dan kabar buruk selalu terdengar setelah suara itu muncul tepat setiap hari ulangtahun Lindsay.

Seiring dengan berjalannya waktu, Lindsay kini sudah berumur 16 tahun. Dia sudah banyak kehilangan anggota keluarganya selama ini.
Sekarang Lindsay yatim piatu. Ia tinggal di sebuah panti asuhan tanpa motivasi untuk mendapatkan keluarga angkat.
Hari ulangtahun ke-17 Lindsay akhirnya datang juga, dan saat jam berdentang tengah malam, Lindsay benar-benar gelisah.
Perlahan ia mendengar suara parau, sayup-sayup mendekat dan seakan menggema di seisi kamarnya.

"Yang terakhir dari tujuh sudah tiba. Selamat tinggal Lindsay. Kau tahu? Seharusnya kau tidak pernah memecahkan cermin itu."


[end]


Little Match Girl STORY


Ibu dan Ayah pergi keluar di malam Senin,

meninggalkan Pauline dirumah untuk bermain,

''sendiri 'ku akhirnya'' senandungnya riang,

ia bernyanyi, menari, dan berlarian kencang.

diatas meja sejangkauan tangan,

sekotak korek api tergeletak tak bertuan,

orangtua Pauline berulang memperingatkan,

menyentuh benda itu berarti berpuluh pukulan.

Pauline membatin ''oh, bagaimana bisa aku mengingkari,

mereka akan terbakar cantik sekali,

meletup melontarkan berjuta bunga api,

menemani hatiku yang sepi''

''aku hanya ingin menyalakan satu,

seperti yang sering kulihat pada Ibu''

Pauline memang gadis kecil nakal,

ia menyulut api, indahnya tak dapat disangkal.

api berkelebat, berkobar terang,

menyinari seluruh penjuru ruang,

Pauline melompat, berhambur kesana kemari,

terlalu gembira untuk memadamkannya kembali.

dan lihat ! betapa api adalah suatu yang mengerikan,

merayap, membakar gaun si gadis ia tak sungkan,

Pauline terkesiap, sekujur tubuhnya dilalap api,

lihatlah bagaimana si gadis terpanggang sampai mati.

ia menjerit meminta tolong, tapi tiada berguna,

yang ia lakukan hanya menunggu ajal tiba,

hingga api padam dengan sendirinya,

meninggalkan segalanya tak bersisa.

sepasang sepatu dansa ibunya temukan,

terkubur dalam abu si buah hati yang berserakan.

kedua orang tua si gadis berdiri terhuyung,

didalam asap tebal tinggi membumbung,

air mata mengalir dengan derasnya,

namun berakhir dengan percuma.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



I AM SAM


Namaku adalah Sam.

Aku telah mencapai gerbang neraka. Aku memasukinya tanpa rasa takut. Aku bertemu dengan penguasa segala kejahatan dan aku membuat sebuah perjanjian. Aku kembali ke dunia membawa sebuah tugas. Aku harus membunuh manusia sebanyak 665 orang sebelum aku mati.

Jika aku berhasil, aku akan hidup abadi sebagai sang raja iblis di neraka, beserta pasukan dibawah pimpinanku. Tentu saja aku sangat tergiur karenanya...

Tapi dengan satu syarat : aku tak bisa membunuh sembarang orang. Harus ada pemicunya yaitu : jika mereka mendengar satu saja mantera sederhana yang menyebutkan namaku, maka seketika itu juga mereka menjadi targetku.

Dan aku menemukan cara untuk mempermudah tugasku, dengan mencantumkan namaku di situs internet, yang terkenal, supaya lebih banyak orang mendengarnya. Aku memang sangat pintar.

Jadi setelah kau mendengar kalimat mematikan itu, aku akan segera tahu tentangmu. Dan tanpa sempat kau sadari, bayanganku akan terlihat di sudut matamu. Dan ketika kau menengok untuk memastikan apakah itu... semuanya sudah terlambat.

Sampai saat itu, aku akan menanti hingga kau mendengar namaku sekali lagi.

Sam adalah namaku.



St. Cecillia [ Pennsylvania ]


Nama ku James, aku lahir dan dibesarkan di sebuah kota kecil dibagian barat daya Pennsylvania.. tidak banyak hal yang menarik untuk dilakukan disini.. Jadi, setiap hari sepulang sekolah.. aku hanya pergi duduk dan mengobrol dengan temanku Rob di depan tangga gereja St. Cecillia..

Meskipun gereja ini sudah lama di tinggalkan, namun masih tetap saja terlihat indah.

St. Cecillia dibangun pada tahun 1900-an dan menjadi gerja Katolik utama di kota.. Gereja ini juga pernah dijadikan sekolah katolik oleh pemerintah setempat.. Pada tahun 50-an, paroki [-- jemaah gereja --] gereja ini bergabung dengan gereja lainnya, dan St. cecillia kehilangan pamor sebagai gereja utama.. Jadi, setelah saat itu, gereja St. Cecillia tidak pernah lagi digunakan sebagai tempat ibadah dan ditinggalkan begitu saja..

Semenjak itu, St.Cecillia sering digunakan oleh gelandangan gelandangan yang menerobos masuk kedalam untuk tidur.. bahkan ada kalangan satanism yang melakukan ritual ritual jahat didalam gereja.. Rumor yang lebih terkenal lagi adalah meskipun gereja ini sudah lama ditinggalkan altar gereja ini tetap bersih.. Patung Jesus terlihat seperti menangis darah.. dan masih banyak rumor rumor menakutkan lainnya.. Rumor ini terkenal dikalangan masyarakat dan hanya sebagian yang berani mencoba masuk ke dalam..

Lebih dari 50 tahun, sudah banyak orang yang membeli tempat itu dengan niat untuk merenovasi gereja ini .. namun, setiap orang yang membeli gereja ini.. selalu meninggal secara tiba tiba sebelum berhasil merenovasi gereja ini..

Setelah sekian lama, akhirnya pemerintah kota memutuskan untuk merobohkan bangunan ini.. para warga tidak setuju dengan penghancuran gereja.. Ketika tersiar kabar kalau masyarakat akan menerima uang dari pembongkaran gereja.. mereka menjadi setuju dilaksakan pembongkaran ini..

Jadi.. sebelum gereja ini dibongkar.. aku dan Rob akan menerobos masuk ke dalam untuk melihat sendiri rumor rumor yang beredar.. kami melakukan aksi ini pada Rabu tengah malam , dan untuk menghindari kecurigaan masyarakat.. kami memakai baju seperti gelandangan..

Kami sudah menyiapkan senter dan Rob, dia membawa kamera sekali pakai miliknya.. kami pun menerobos masuk dari jendela di sisi kanan gereja..

dan tampaknya gereja ini berhubungan dengan kantor pastur di dalam gereja..

karena saat kami masuk melalui jendela itu.. kami tiba di satu ruang kecil dengan kursi , meja dan peralatan kantor yang ditinggalkan..

kami keluar dari ruang itu, menjelajah isi gereja.. Kau tau, bangunan ini benar benar sangat luar biasa.. meskipun banyak kotoran dan bangkai hewan pengerat dimana mana.. banyak simbol simbol aneh tertulis di dinding dan di lantai..

satu lagi, di dalam gereja ini juga banyak tanaman menjalar di sepanjang dinding..

dan akhirnya... kami tiba di Kapel [-- Altar --], dan Wow!! kami melihat satu pohon dengan tinggi 7 kaki [-- 7 kaki = 2 atau 3 meter] tepat disebelah patung Jesus..

rumor yang beredar ternyata benar.. Altar gereja ini masih terlihat sangat bersih, dan patung Jesus seperti mengeluarkan air mata berwarna merah darah..

Saat rob sedang asik memotret altar untuk dijadikan bukti kebenaran soal rumor yang beredar..

aku mendengar suara derap langkah diujung lorong sebelah kanan.. aku pikir itu hanya seorang gelandangan... dan perlahan muncul sebuah sosok perempuan..

perempuan itu sangat kurus, wajahnya tertutup tudung.. namun, aku bisa melihat tulang pipinya terlihat menonjol .. dan bagian menyeramkannya adalah.. kakinya tidak menapak tanah.. ia seperti melayang..

aku menuju ke depan altar, menghampiri rob agar keluar dari gereja ini.. Rob pun setuju karena ia sudah mendapat banyak bukti soal rumor yang beredar.. saat kami berbalik.. wanita yang ku lihat tadi tepat berada di depan kami.. kami berusaha tenang.. sampai wanita itu mengadah dan wajahnya mulai terlihat..

Matanya hitam, dengan gigi taringnya dan dia menatap penuh amarah ke arah kami.. Kami bergegas lari dari altar itu..

dan kau tau.. saat itu pula gedung gereja perlahan runtuh.. kami terus berlari ke tempat kami masuk.. wanita itu kini terlihat lebih menyeramkan.. dia semakin cepat.. untungnya kami bergegas meloncat ke arah jendela tempat kami masuk..

aku dan rob segera menuju kerumah ku.. untuk membersihkan luka luka di badan kami.. dan foto foto di kamera rob.. semuanya tidak bisa dibuka.. walaupun bisa dibuka.. tidak menunjukkan apapun.. semuanya hanya gelap.. ini aneh , karena aku melihat sendiri saat di dalam gereja itu.. foto foto dikamera rob tidak bermasalah sedikitpun.. bahkan hasil fotonya sangat terang..

dan.. entah kenapa proyek pembongkaran gereja ini dihentikan..



satu lagi.. setiap akku melewati gereja itu.. aku bisa melihat sosok wanita menatap dari jendela.. dan setiap aku melihatnya.. dia selalu menyeriingai ke arahku..

Jadi, ketika kalian berniat untuk mengunjungi atau berpetualang di dalam bangunan yang sudah lama ditiinggalkan.. pikirkan lagi

CREEPYPASTA : MY SISTER'S SCULPTURE


Ibu menceritakan hal ini ketika aku masih berumur 6 tahun. Dia berkata bahwa aku bukanlah anak semata wayang, aku adalah satu dari dua bersaudari kecil. Ibu memberitahuku kalau pada saat aku lahir, aku memiliki saudari kembar namun sayangnya ia meninggal pada sore itu juga. Ibu tidak pernah menjelaskan bagaimana ia meninggal... atau kapan mereka memakamkan jenazahnya. Ibu bercerita tentang ayah yang begitu tenggelam oleh duka dan supaya kami dapat selalu mengenang sosok saudari kecilku, ia memahat sebuah patung untuknya.

Patungnya di cat dengan sangat detail. Mulai dari warna biru kedua bola mata bahkan sampai lesung pada pipi mungilnya. Ayahku membandingkan aku sebagai model cadangan, mengingat kami adalah saudara kembar. Seiring aku beranjak dewasa, aku selalu mengira patung tersebut adalah patung tiruanku, tapi setelah ibu menceritakan semuanya, aku malah merasa menjadi lebih dekat dengan patung itu lebih daripada sebelumnya. Namun rasa itu tidak berlangsung lama setelah aku menyadari bahwa setiap tahun pada hari kelahiranku, ayah selalu mengganti patungnya, dan sekarang patung itu pun tampak seumuran denganku, seolah patung itu terus bertambah usia, seperti halnya diriku.

Ayah terus melanjutkan kebiasaannya ini, hingga aku menginjak masa remaja. Memahatnya hingga tampak lebih tua dan dewasa, beserta pula lekuk perubahan pada raut wajahnya.

Pada ulang tahunku yang ke-18 aku mendapati diriku tak bisa tidur. Aku terus berangan-angan tentang bagaimana cara ayah bisa memahat patung itu dengan begitu detil menyerupaiku sampai larut malam. Mungkin dia menggunakan fotoku sebagai acuan saat hendak mengecatnya hingga bisa terlihat sangat mirip? Aku benar-benar penasaran. Aku pun memutuskan untuk mengendap-endap kelantai bawah supaya aku bisa melihat sendiri bagaimana ayah mengerjakan patungnya, dan ketika aku melongokan kepalaku mengintip dari balik pintu dapur, seluruh tubuhku memucat seketika.

Di sana, diatas meja dapur terbaring patung itu, sementara ayah tengah menyuntiknya dengan semacam cairan sembari ia berbisik,
"Kamu akan selalu jadi patung kecil ayah," dan dapat kulihat jari-jari tangan patung itu menjentik-jentik kaku.


CREEPYPASTA : -Mom-

Aku benci sekolah. Terutama , siswa-siswi di sekolah.

Beberapa minggu yang lalu , mereka mulai memukuli dan menghinaku dan aku benar-benar tidak menyukainya. Aku sering pulang dengan mata biru atau hidung berdarah. Guru-guru pun tidak melakukan apa-apa, karena itu bukan urusan mereka.

Hidupku akan menjadi neraka.

Ya , hidup aku akan menjadi buruk jika tidak ada Ibu. Ibuku selalu ada untukku , dia selalu memerhatikan aku . Aku bisa menceritakan semuanya, dan kemudian dia memberiku saran . Aku lakukan saran ibu dan itu berhasil. Mereka tidak hanya berhenti , mereka bahkan pergi menjauh dariku. Ketika aku mulai menceritakan tentang teman sekelasku, ibu memberiku banyak nasihat yang baik . Ibuku adalah yang terbaik . Tapi hari ini, seorang anak yang baru masuk ke kelasku dan bersikap sombong terhadapku, sehingga dia dan mereka mulai lagi memukulku lagi. Setelah aku menghadapi cobaanku, aku pulang ke tempat itu dengan hidung berdarah.

Kemudian, aku mengatakan itu kepada Ibu .

" Bagaimana sekolahmu, Sayang?"

" Mengerikan . Ada murid baru di kelasku dan dia mengatur teman-teman untuk melawanku. "

" Oh…. Apakah mereka memukul hidungmu lagi ? "

Aku mengangguk .

" Anakku yang malang. "

Aku duduk di sampingnya dan menatap Ibu dengan mata yang bersemangat .

" Anakku, kamu harus membunuh mereka semua . "

" Baik , aku akan melakukannya ,Bu , " bisikku pelan, sehingga orang lain yang ada di kuburan tidak bisa mendengarku.

Sementara aku berdiri dan pulang ke rumah, aku hanya berpikir :

Ibuku adalah yang terbaik .

Sadako [ 日本の幽霊貞子 ]


 itu adalah sebuah nama yang digunakan untuk wanita Jepang. Terdiri dari dua bagian, "sada" dan "ko" yang jika diartikan menjadi "anak yang suci". Di Jepang, namanya menjadi terasosiasi secara negatif, yaitu sebagai hantu meski awalnya terkenal sebagai nama yang sangat populer untuk gadis Jepang. Sedangkan jika menurut Mitologi, Sadako adalah arwah jahat yang berdasarkan konsep Jepang Onryo (Hantu yang memiliki dendam, khususnya bagi wanita). Mereka memiliki ciri-ciri fisik sebagai wanita berwajah pucat dan berambut panjang hingga menutupi wajahnya yang mengenakan pakaian yang biasa digunakan untuk pemakaman, namun berwarna putih polos.

Menurut Wikipedia, ternyata Sadako hantu sumur yang kita cari itu memiliki nama lengkap Sadako Yamamura, seorang karakter fiksi dalam novel Jepang, manga dan film Ring. Dari sini semua sudah jelas, bahwa Sadako si hantu sumur itu bukan Sadako Sasaki, melainkan Sadako Yamamura. Sedangkan Sadako Sasaki adalah seorang anak korban bom Hiroshima yang terkenal karena membuat banyak origami burung, dan menjadikan burung kertas sebagai simbol perdamaian dunia.

[Ring (2008)]
Sadako Yamamura adalah anak yang lahir dari ibu seorang manusia dan ayah seorang setan. Dan meskipun memiliki sosok sebagai wanita cantik, Sadako Yamamura juga diketahui sebagai seorang hermaphrodite (berjenis kelamin ganda) . Dia dibunuh oleh seorang yang Dokter yang lebih dulu memperkosanya sebelum membuangnya kedalam sebuah sumur. Sadako selamat ketika dijatuhkan kedalam sumur, tapi pada akhirnya dia mati kelaparan dengan hati yang penuh kebencian.

[The Ring (2002)]
Samara Morgan adalah sosok anak kecil yang juga lahir dari ibu seorang manusia dan ayah seorang setan. Ibu kandungnya terus mencoba membunuh Samara karena mendengar bisikan ketika ia bermimpi, sampai akhirnya Samara pun di adopsi oleh ibu angkatnya. Tapi pada akhirnya, ibu angkat Samara membunuhnya dengan menutup kepala Samara dengan plastik hingga ia pingsan dan menjatuhkannya kedalam sumur, Samara pun tewas didalam sumur itu 7 hari berselang pada usia 8 tahun karena kelaparan.

Dari film Ringu dan The Ring, kedua hantu itu disebut sebagai Sadako, arwah yang muncul sebagai sosok wanita berambut panjang bermuka pucat dan mengenakan pakaian putih. Sadako pada kedua film ini juga digambarkan muncul dari sebuah televisi sang korban karena telah menonton videotape terkutuk yang ia buat karena dendamnya.

Kemunculan Sadako dari layar televisi dimulai dengan tanda-tanda televisi yang tidak bisa dikontrol, dan akan menampilkan latar sumur tua tempat dia dibunuh, lalu perlahan-lahan akan muncul sosok wantia yang keluar dari dalam sumur dan berjalan mendekat mengarah pada kita hingga Sadako muncul melalui layar televisi, dan sekarang dia ada dibelakang kalian dan siap untuk membunuh kalian atau setidaknya hanya membuat kalian kaget.

Hmm, mungkin bagi kalian yang pernah menonton The Ring Two akan setuju juga bahwa scene didalam sumur adalah yang palin mendebarkan, di scene ini Rachel (protagonis) masuk kedalam sumur dimana Samara Morgan dibunuh, dan ketika Rachel setengah jalan memanjat dinding sumur tersebut, dari dasar sumur muncul sosok Samara dengan wajah yang sangat menyeramkan mengejar Rachel, Samara memanjat dengan sangat cepat seperti laba-laba, tentu dengan efek yang cukup membuat kita berdegup merinding melihatnya.


Butuh keberanian yang cukup besar buat baca artikel horror dan nonton film semacam The Ring Trilogy. Cerita Sadako ini sangat bagus, salah satu film horror terbaik..

Tapi hantu dengan sosok seperti ini di Indonesia juga ada kok, dan mungkin sekarang sosok ini juga diam-diam sedang memperhatikan kalian.





[BEHIND CLOSED DOORS] creepypasta


Aku adalah anak angkat. Aku tak pernah tahu siapa ibuku sebenarnya. Dia meninggalkanku waktu aku masih terlalu kecil untuk dapat mengingat semuanya. Aku sangat mencintai keluarga yang mengadopsiku kini. Mereka sangat baik padaku. Aku mendapatkan asupan gizi yang baik, tinggal di keluarga yang hangat, sempurnalah sudah. Dan aku sudah cukup lama tinggal bersama mereka.

Izinkan aku bercerita mengenai keluargaku tadi. Yang pertama yaitu ibuku, Janice. Aku tak pernah memanggilnya 'ibu' secara resmi, dan dia pun tak pernah keberatan. Sepertinya, ia memang tak pernah memusingkan itu. Dia adalah wanita yang baik dan penuh kasih sayang.
Kadang-kadang aku suka tiduran di pangkuannya saat kami sedang menonton. Ia pun membalas dengan mengusap halus rambut serta leherku.

Kedua, yaitu ayahku. Nama aslinya adalah Richard. Entah mengapa, sampai sekarang aku tak menganggapnya sebagai ayah. Sulit rasanya, aku seringkali menarik perhatiannya namun sia-sia. Yah tidak apa-apa, dia tetap ayah angkatku walaupun ia tak menganggapku seperti anaknya sendiri. Oh ya, dia juga termasuk orang yang keras. Dia tidak takut untuk menekan anaknya saat mereka melakukan kesalahan. Bahkan ia pernah memukuklu. Yah, itu tak apa-apa karena memang benar, itu semua dilakukan agar aku tak melakukan kesalahan lagi.

Terakhir, yaitu saudariku. Namanya Emily. Ia masih kecil saat aku diadopsi dulu, kukira mungkin umur kita sama. Tapi nyatanya, ia lebih tua daripada aku. Kita berdua sudah mempunyai ikatan layaknya saudara kandung. Ia sering bercerita dan aku lebih sering diam, mendengarkan ceritanya karena aku menyayanginya.
Oh ya, kami juga berbagi kamar. Aku sangat senang bisa tidur bersamanya daripada harus tidur diruang tengah sendirian. Aku tidur di bagian bawah, sedangkan dia tidur di kasur atas.

Namun, semuanya berubah pada hari Rabu malam yang mengerikan. Aku sedang tidur siang dirumah saat Emily membuka pintu depan. Suara dari pintu yang terbuka telah membangunkanku dan reflek, aku berjalan menyusuri koridor untuk menghampiri sumber suara itu.

Sebenarnya, aku tak begitu mahir untuk menghapal hari. Dan sekarang, aku patut menyebut saat itu sebagai hari MENYERAMKAN. Akan tetapi, saat itu aku sadar bahwa itu adalah hari rabu karena Emily pulang telat, ia rutin menghadiri pertemuan jemaat muda di gereja. Ia berjalan dan memelukku. Diikuti oleh ayah dan ibu yang memasuki rumah.

"Hey, apa tidurmu nyenyak?". Kata Janice sambil mengusap halus rambutku.
Aku hanya mengangguk sambil menggerakan hidungku yang gatal.

"Jangan begitu kepada ibumu." kata ayah sambil menutup pintu dan menggantungkan mantelnya.
Emily langsung menuju kamarnya di lantai atas, begitupun dengan aku.
Dia bercerita panjang lebar, dan aku selalu jadi pendengar yang baik.
Setelah itu, kami turun kebawah untuk menonton televisi.
Emily suka menonton kartun atau sinetron, sedangkan aku lebih menyukai acara yang ada di discovery chanel atau animal planet. Itu lebih baik.

Malam sudah larut, Janice menghampiri kami dan berkata
"Emily, ini sudah melebihi jam tidurmu. Segera masuk ke kamar. Dan kau juga ya." ia menatap ke arahku.
Kami kembali ke atas, sepanjang perjalanan, aku mulai merasakan tak enak hati.

Emily sudah mematikan lampu kamar, aku menatap sesaat ke jendela dan aku menangkap sekelebat bayangan. Apapun itu, mungkin ia sudah pergi. Aku harus tetap waspada karena aku masih tak enak hati.

Aku berbaring di kegelapan. Entah mengapa, aku tak bisa tidur. Aku berani bersumpah bahwa beberapa kali kudengar suara ranting pohon, semak-semak, bahkan suara pakaian yang tertiup angin. Lama kelamaan, samar-samar aku mulai mencium bau darah!. Aku semakin membelalakan mataku dengan lebar.

Perlahan, suara gaduh dan bau darah yang tercium itu hilang juga. Aku menutup kelopak mataku dan berusaha untuk terpejam dengan tenang.

Tak lama setelah itu, aku mendengar suara yang sangat keras dari sisi lain rumah.
"BRAAAAAAAK"
Seketika pula aku tersentak dan bangun.

"Ada seseorang di rumah ini!!!". Aku berteriak dan jantungku berdegup kencang.
"Bangun, Emily!!." aku berteriak membangunkan Emily. Akhirnya ia bangun dan terduduk. Setelah melihatnya tersadar, aku segera berlari menuju kamar orangtuaku.

Aku tercekat melihat pemandangan yang ada saat itu.
Ayah sudah meninggal. Di lehernya ada bekas sayatan. Dari luka menganga itu mengalir darah segar yang menggenang di lantai. Aku melihat didepan pintu kamar mandi, ada orang aneh yang berdiri disana.

Dia sangat besar dan menyeramkan. Dia berbalik dan melihatku. Saat itu dapat kulihat matanya yang kecil seperti manik-manik, berputar melirik ke segala arah. Janggutnya lebat dan tidak terawat. Bajunya sangat lusuh namun dipenuhi dengan bercak darah. Saat itu juga aku dapat mencium bau darah yang sangat mengerikan. Bau yang menusuk indera penciumanku ini.
Ia melihat ke arahku sambil tersenyum menyeringai. Menampilkan barisan gigi kuningnya yang tidak beraturan. Senyuman itu membuatku terdiam sesaat dan saat itu pula aku berpikir bahwa aku akan mati.

Namun, pria itu berbalik menuju kamar mandi dan sepertinya ia tidak terganggu dengan kehadiranku.

Aku sangat ketakutan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Aku hanya bisa berteriak dan menangis.
Perlahan, aku melihatnya menggotong ibu. Ia menghempaskan ibu yang sudah terkulai tak berdaya itu. Ia mengangkat pisau besarnya dan mencabik-cabik ibu di hadapanku. Memotongnya dalam beberapa bagian.

Kemudiaan, aku mendengar sesuatu. Hal terakhir yang kudengar.
Itu jeritan Emily yang datang dari arah belakangku.
Pria itu menatap saudariku, kemudian berdiri dan dengan cepat berjalan menghampiri kami.
Saudariku berbalik arah dan berlari. Kemudian pria itu dengan sigap mengejarnya dan melewatiku begitu saja.

Aku ikut berlari mengikuti mereka. Aku mengira, dia juga akan membunuh Emily seperti ayah dan ibu. Ternyata aku salah. Pria itu menyeret Emily menyusuri lorong rumah ini.
Aku berteriak dan membuat kebisingan sebisaku, berharap ada orang yang sadar diluar sana dan membantuku.

Dia menangkap Emily dan membekap mulutnya.

Dia hanya melewatiku begitu saja. Aku menyandarkan diri ke dinding dan bertanya-tanya : "Mengapa?"

Dia kembali menyeringai ke arahku, menampilkan gigi kuning itu seraya berkata :
"Diam kau. Ya, tetaplah diam seperti itu. Anak baik. " dia mengusap kepalaku.

Aku mengikutinya saat ia menyeret Emily menuju ke pintu depan. Dia membukanya dan menarik Emily keluar rumah ini. Kemudian, ia segera membanting pintu itu.

Sekarang, aku terduduk dirumah bersama mayat dari kedua orangtua angkatku. Aku menggigil, gemetar dan cemas.

Pria itu sudah berada disuatu tempat diluar sana, bersama Emily. Entah apa yang ingin ia lakukan pada Emily dan aku tak bisa menyelamatkan saudariku. Andai saja jika aku bisa melakukannya, sayangnya aku tak bisa.

Aku ingin menangkapnya, tapi aku tak bisa.
Aku duduk disini, melihat ke arah pintu depan.
Aku melihat kebawah dan mendapati kakiku. Jika saja aku bisa membuka pintu itu....

[end]

THE LETTERS


Kau liburan keluar kota saat akhir minggu. Ketika kau pulang kembali ke apartemen, isi kotak suratmu menumpuk. Kira-kira sekitar 30 surat terjejal disana. Surat-surat itu tak beralamat, beberapa terasa lembab dan agak berat, seperti baru saja basah atau mungkin terdapat cairan didalamnya. Di semua surat itu tertulis nama dan alamatmu, dan kebanyakan namamu tergores dengan warna merah. Baunya tidak sedap, seperti daging basi atau sampah membusuk hingga membuatmu ragu untuk membawa surat-surat tersebut masuk ke dalam apartemen, namun rasa penasaran memenangkan hatimu.

Kau bawa semuanya masuk, lalu kau hempaskan di atas bak cuci dapur, kau tak ingin baunya menyebar ke seluruh ruangan. Kau ambil salah satu yang terlihat kering dan tak penuh coretan pada amplopnya, lalu kau membukanya. Terdapat lembaran foto didalamnya. Foto dari orang-orang yang tak kau kenal, dengan mata mereka tercungkil keluar, gigi yang tak lengkap, rahang patah menganga, leher tergorok. Kengerian hebat menyergapmu seketika, pun begitu kau masih penasaran akan isi dari surat-surat yang lain. Kau buka lebih banyak lagi, dan mendapati foto-foto orang mati didalamnya semakin tampak mengerikan. Timbunan mayat tanpa lengan, ada yang tubuhnya terbelah membuka dan organ-organnya dikeluarkan, ada yang digantung terbalik dengan leher telah sobek lalu dibiarkan mati kehabisan darah. Terdapat bercak darah serta cairan semacamnya di beberapa surat.

Semakin banyak surat yang kau buka, semakin kau menyadari bahwa tak kesemuanya adalah orang asing bagimu. Beberapa dari mereka adalah orang yang pernah kau temui di tempat kerja, dan yang lainnya adalah sesama murid sewaktu kau di SMA. Ketika kau mencapai beberapa surat terakhir, isinya adalah foto-foto tubuh termutilasi dari para sahabat dekat dan anggota keluargamu.

Pada akhirnya tinggal satu surat tersisa. Kau tidak ingin tahu lagi apa isinya, tapi kau tak punya pilihan sekarang. Kau menyobek amplopnya, dan dari dalamnya kau keluarkan sebuah foto. Foto dirimu sendiri. Masih hidup, kedua mata lengkap, tak ada bagian tubuhmu yang buntung. Itu adalah fotomu yang tengah memasuki apartemen hari itu, sesaat sebelum kau membuka kotak suratmu yang penuh dengan surat-surat menjijikan.

Dan ketika kau mendengar sebuah suara entah darimana di dalam apartemenmu, tiba-tiba semuanya menggelap.

CREEPYPASTA : [ Bloody Bath ]


Tiffany sedang mengerjakan PR saat ada sms yang masuk di telepon selulernya.
Ia tidak mengenali nomor itu, tapi sms itu berbunyi :

"Segera mandi dan pergilah tidur."

Tiffany mengerutkan keningnya, mungkin salah sambung.
Sebelum ada sms itu, Tiffany memang sudah merencanakan untuk segera mandi karena cuaca hari ini sungguh panas.

Ia merapikan meja belajarnya, dan segera berjalan menuju kamar mandi. Gadis itu mendapati bathtub yang sudah terisi penuh dengan air. Aneh, pikirnya.

Mungkin ibu sudah menyiapkan semua ini. Ibu memang pengertian.
Ia tak mengambil pusing dan segera melepaskan pakaiannya, lalu melompat kedalam bathtub.

Ia menenggelamkan seluruh badan terkecuali kepalanya.

Seluruh tubuhnya sudah basah sebelum ia menyadari sensasi sengatan yang luar biasa di seluruh tubuhnya.

Sesaat kemudian, tubuhnya terasa seperti terbakar. Perlahan, ia melihat seluruh kulit di tubuhnya mulai terkelupas sehingga menyisakan daging merah disana.

Tangan, perut, kaki, paha, seluruh kulit ditubuhnya seperti terkelupas!.

Seketika itu air di bathtub tempat ia berendam berubah warna menjadi merah akibat darah yang terus mengalir dari tubuhnya itu.

Sambil menjerit kesakitan, ia melompat keluar dari bathtub.

Darah menyembur keluar akibat terbawa pergerakan Tiffany. Cairan merah itu terlihat bak air terjun yang mengalir deras.

Ia memutar keran yang ada di wastafel, berharap bisa mendinginkan tubuhnya dengan air yang mengalir.

Tapi nihil. Tidak ada sedikitpun air yang keluar dari keran.
Kemudian ia keluar dari kamar mandi, berteriak merintih kesakitan sambil memanggil-manggil nama ibu. Bibirnya terasa panas dan sepertinya mulai mengelupas juga.

Belum sempat menghentikan rasa sakit itu, ia kembali dikagetkan oleh pemandangan yang ada di hadapannya.

Ibunya tergeletak di lantai, tepatnya di atas genangan darah dengan luka pada seluruh tubuhnya. Seperti telah dicabik-cabik.

Ia semakin menangis tak terkendali, ia berusaha merangkak menuju kamarnya untuk menelepon polisi. Darah segar belum juga berhenti keluar dari tubuh tanpa kulit itu.
Ia meraih telepon selulernya dan mendapati sebuah pesan singkat yang masuk dari nomor tak dikenal, sepertinya nomor yang sama dengan nomor asing tadi.

Pesan itu berbunyi :

"Lain kali, mandilah dengan menggunakan air."

Tak lama setelah itu, ia mendengar sebuah tawa yang menggema di belakangnya.

Tiffany berbalik dan mendapati seorang pria tinggi berpakaian hitam yang sedang memegang pisau berlumuran darah di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya baru saja meletakkan sebuah galon kosong berukuran besar bertuliskan "asam sulfat".


[end]


SHORT STORY : THE DRAIN


Aku merasakan kucuran air menyiram kepalaku. Aku mendongak dan satu-satunya cahaya yang bisa kulihat menyorot dari lubang di atasku. Air mengalir dari sana, menghujaniku. Ahh... nikmat rasanya. Namun airnya tidak terlalu 'bersih' karena mengandung segala macam debu kotoran serta keringat dari tubuhmu setelah sibuk seharian penuh.

Aku menjulurkan lidahku keluar, menyecapmu. Kemudian tibalah bagian favoritku, saat kau membilas rambut, ketika beberapa helai rontok. Lalu terhanyut bersama air masuk kedalam lubang, dan mendarat di dekatku. Aku langsung menjumputinya, menempatkan mereka bersama untaian helai rambut lainnya. Aku telah banyak mengumpulkan rambutmu hingga begitu tebal berumbai-rumbai. Aku mengkoleksinya sejak kau masih kecil. Dan sekarang tampaknya sudah cukup untuk kujadikan wig.

Air mulai berhenti mengalir, dan kau pergi meninggalkan pemandangan yang terlihat dari atas lubangku. Aku memakaikan wig itu di kepalaku, juntaian rambutmu membelai wajahku. Aku menghirupnya dalam-dalam, menikmati aromamu. Namun aku harus menunggu sampai tiba waktunya kau mandi lagi, supaya aku bisa memamerkan gaya rambut baruku padamu.


UBA YO SARE [ うば よ サリー ]

Ada sebuah kisah dari Jepang dimana ketika seorang pria terbangun di tengah malam untuk pergi ke kamar mandi.

Dia bangun dari tempat tidur dan berjalan sambil meraba-raba dinding menuju ke pintu kamar mandi yang gelap.

Saat itu ia tak terpikir untuk menyalakan lampu kamar mandi karena dia sudah tidak tahan untuk buang air.

Keadaan kamar mandi dalam keadaan gelap dan ia sengaja membuka pintu kamar mandi sedikit agar cahaya dari luar menerangi dan masuk ke dalam kamar mandi, karena malam itu sedang bulan purnama.

Ketika ia sedang buang air, tiba-tiba ia melihat bayangan seseorang dari luar menuju pintu kamar mandi, ketika matanya tertuju dengan bayangan itu.

Tiba-tiba saja bayangan itu makin mendekat dan mendekat ke kamar mandi dan bayangan itu adalah sesosok wanita yang berpakaian kimono, wanita itu tampak terlihat sangat tinggi darinya, tetapi ia memiliki wajah yang tidak jelas, wajahnya seperti di tutupi oleh sesuatu, entah apakah itu.

Wanita itu diperkirakan sudah tua dan kimononya sudah sangat kusam dan kotor. Wanita itu hanya diam membisu, pria itu mulai bertanya

"Apa yang sedang kau lakukan disini, cepat pergi!''.
Setelah itu tak ada jawaban sedikitpun dari wanita itu.

Dan keesokan harinya, pria yang berada di kamar mandi tersebut dinyatakan hilang di dalam rumahnya, dan yang bisa ditemukan hanyalah sebuah jejak kaki yang aneh, yang berjalan seperti menyeret sesuatu dan jejak kaki itu berakhir di dinding rumah.

......

Setelah Anda membaca kisah ini, maka Anda mungkin akan dikunjungan oleh wanita berkimono ini, dan wanita ini akan datang dalam waktu tiga hari, tepat di malam hari.

Jika Anda mendengar ketukan dari luar pintu kamar mandi sebanyak tiga kali di tengah malam, maka kalian jangan segera langsung dibuka, tetapi sebutkanlah sebuah kalimat "Uba Yo Sare" sebanyak tiga kali.

Karena kalimat ini akan membuat wanita itu pergi menjauhi kamar mandi kalian, dan kalimat itu adalah nama wanita berkimono tersebut.


Reflected [ tercermin ]


Ini benar benar hal yang bodoh..

Aku menghela napas sejenak kemudian melangkah masuk ke kamar mandi lalu menutup pintunya

Aku nyalakan lilin yang ku pegang, dan aku mematikan lampu.. membuat kamar mandi ini masuk dalam kegelapan..

Aku mulai menatap cermin dan berbisik

Te sum, me es..

Vide quae in aliis videt

Sed estote loco meo, et liberavit me..

Te sum, me es...

Aku mengatakan mantra itu 3x seperti apa yang dijelaskan oleh temanku.. dan setelah itu, aku hanya menunggu..

Aku berharap aku paham apa arti permainan bodoh ini..

Ini benar benar sangat bodoh, apa benar sesuatu akan terjadi..

Aku mulai berpikir sejenak, dan tibatiba rasa takut menyelimutiku.. atmosfer di dalam kamar mandi berubah total..

Apa benar ini terjadi? Apa benar mantranya berhasil?

Aku menatap ke cermin.. aku takut, tapi aku harus membuktikan kalau ini adalah permainan bodoh..

Dan ya, tidak terjadi apa apa.. lihatkan? Ini benar benar sesuatu yang bodoh..

aku melihat refleksiku dicermin meniup lilin, menyalakan lampu.. kemudian keluar dari kamar mandi ..

Masalahnya adalah.. aku sama sekali tidak bisa bergerak.. aku terperangkap..

==============

Mantra tadi dalam bahasa Latin.. yang kalau di terjemahin

Kamu adalah aku, dan aku adalah kamu.

Biarkan kita saling bertukar penglihatan

Ambillah tempatku, dan bebaskan aku..

Kamu adalah aku, dan aku adalah kamu