13/11/19

Ingatan Yang Patah

Aku bisa merasakan silaunya sinar matahari pagi menerpa wajahku dari sela-sela tirai jendela yang terbuka dikamar tidurku, ingin kupertahankan rasa kantuk ini lebih lama lagi, tapi kepalaku benar-benar semakin terasa pusing tiap kali aku mencoba tidur kembali, sakit ini bener-benar menyiksaku

Hari ini aku tidak masuk sekolah (lagi), sudah beberapa hari ini aku demam dan Cuma terbaring lemah dikasur tidurku, saat anak-anak lain di asrama ini pergi aku sendirian, kesepian, walau sebenarnya aku juga selalu sendirian, tidak ada yang mau berteman denganku, siapa orang yang mau berteman dengan orang yang memiliki tubuh lemah dan mudah sakit-sakitan sepertiku, itu pasti sangat merepotkan, tapi aku mengenal beberapa anak diasrama ini

Aku sudah sangat tidak tahan terus berada dikamar ini, pikiranku terus terganggu akan cerita-cerita yang kudengar dari temanku, katanya dulu pernah ada seorang anak yang dibunuh di asrama ini, saat dia mempergoki sebuah pencurian di asrama, lehernya digorok hingga hampir putus dan sampai sekarang pembunuhnya belum tertangkap, cerita itu membuat pikiranku kacau, mungkin setidaknya aku harus pergi dan berjalan-jalan untuk merefreshkan pikiranku, aku rasa sinar matahari pagi cukup baik untukku

perlahan kuturunkan kakiku dari atas ranjang dan mencoba terdiri tegak, aku merasa tubuhku tidak seimbang dan kepalaku semakin pusing tiap kali aku bergerak, kulangkahkan kakiku menuju ruang tengah, suasana benar-benar terasa sepi dan tidak ada seorangpun disini, apa semua orang pergi?

Benar-banar sunyi, tak ada suara apapun disini selain suara nafasku dan kipas angin yang sedang menyala, dan lampu ruangan tiba-tiba mulai meredup dan mati, gelap! Benar-benar gelap, hanya tersisa cahaya-cahaya dari balik korden jendela disamping-samping ruangan, kudekati salah satu jendela diruang tengah, lalu kusingkap korden dijendela itu, seketika cahanya matahari langsung menyorot wajahku, benar-benar sangat menyilaukan hingga aku mundur beberapa langkah karna tidak bisa membisakan mataku dengan silaunya, mungkin karna aku sedang demam dan terlalu lama berada dikamar dengan pencahayaan yang kurang

Perlahan aku mulai bisa membiasakan mataku dengan cahaya yang terang, dari balik jendela yang kulihat hanyalah halaman yang sepi, kemana semua orang? Apa aku bangun terlalu siang? Aku tidak bisa melihat jam berapa sekarang, ruang tengah tempat diletaknya jam dinding itu terlalu gelap, sama sekali tidak terjangkau cahaya dari jendela, walupun lampu padam tapi anehnya aku masih bisa mendengar putaran kipas angin atau apalah itu, hingga tiba-tiba hawa dingin menerpa kulit tipisku, ini semakin mengerikan

Aku bergegas menuju pintu keluar, tapi sayangnya pintu terkunci, knog pintunya sama sekali tidak bisa diputar, aku berusaha membuka pintu tapi pintunya sama sekali tak bereaksi, kucoba mencari jalan lain, dari jendela-jendela hingga pintu belakang dan aku baru sadar kalo sama sekali tidak ada jalan keluar, siapa orang gila yang mengunci semua jalan keluar?

Apa itu? Tiba-tiba aku marasa sangat cemas dan gugup, jantungku berdegup kencang, aku berkeringat saat terdengar suara decitan lantai mulai mendekat, apa itu pencuri? kututup mulutku, menghentikan nafasku mencoba meminimalisir suara selirih mungkin, aku mulai merapat ketembok, mempertajam indra pendengaranku digegelapan ini, merangkak sedikit-sedikit untuk kembali ke kamarku, yang kurasa tempat paling aman

Aku menghentikan langkahku saat aku melihat sebuah siluet hitam mendekat, dan langsung bersembunyi dibalik pintu, jantungku semakin berdetak tidak karuan seiring dengan suara decitan itu yang semakin mendekat, hingga aku merasa hembuas nafas berat dibelakang leherku, sontak aku kaget dan langsung berlari dan berteriak-teriak seperti orang gila, aku tak melihat apapun tapi aku merasa ada sepasang mata yang mengancam dibalik kegelapan, aku memangil-mangil berharap seseorang datang atau siapapun untuk menghentikan mimpi buruk ini, aku terus berlari dan berlari hingga aku mengunci diriku sendiri dikamar mandi

Tiba-tiba aku mendengar suara keran yang menyala dalam gelap, aku mencoba mendekat perlahan, aku melihat pantulan kedua temanku dicermin, HEYYY!!! Sukurlah aku sangat senang melihat kalian, aku mendekatinya tapi tak ada siapa-siapa disana, tapi pantulan mereka masih tetap ada dicermin, aku semakin ketakutan, kusingkap keringat yang mengalir semakin deras diwajahku, aku benar-benar tidak percaya, aku terus menatap kearah bayangan temanku yang berada dicermin, hingga salah satu dari mereka melakukan kontak mata denganku, aku rasa dia melihatku, tapi yang kulihat hanyalah ketakutan dimatanya, seketika banyangan mereka dicermin berlari keluar dan tiba-tiba terdengar bantingan pintu, aku sangat kaget, juga bingung

Kutatap cermin yang ada didepanku, aku semakin bingung, sama sekali tidak ada bayangan pantulanku dicermin, pikiranku banar-banar kosong, apa aku ini? Tiba-tiba kepalaku dipenuhi suara-suara, teriakan, tangisan, dan tawa yang mengerikan, kepalaku sangat pusing, seketika ingatan itu berputar kembali, saat-saat itu, saat pada hari, ini sangat membingungkan, kepalaku terasa berputar-putar dan berat, kakiku gemetar, tidak bisa menahan tubuhku lagi, pusing pusing sekali, leherku tiba tiba sakit sekali, darah!? telapak tanganku penuh basah karna darah, kepalaku berat, berat, ini sangat berat, aku sangat bingung, apa ini!? pandanganku mulai kabur dan berkunang-kunang, pandanganku mulai jatuh  aku tak bisa menahanya lagi, hingga tiba-tiba, gelap


*****
Aku bisa merasakan silaunya sinar matahari pagi menerpa wajahku dari sela-sela tirai jendela yang terbuka dikamar tidurku, ingin kupertahankan rasa kantuk ini lebih lama lagi, tapi kepalaku benar-benar semakin terasa pusing tiap kali aku mencoba tidur kembali, sakit ini bener-benar menyiksaku

Hari ini aku tidak masuk sekolah (lagi), sudah beberapa hari ini aku demam dan Cuma terbaring lemah dikasur tidurku, saat anak-anak lain di asrama ini pergi aku sendirian, kesepian, walau sebenarnya aku juga selalu sendirian

-korozom