01/11/19

Fenomena : Spontaneous Human Combustion [ Latom ]


Spontaneous Human Combustion, disingkat SHC merupakan peristiwa terbakarnya tubuh manusia secara spontan yang dihasilkan dari energi dalam diri manusia tersebut. Dalam hal ini manusia yang mengalami SHC dapat berakibat fatal dan membahayakan nyawa manusia tersebut. Dalam beberapa kasus misteri SHC ini terjadi begitu cepat, hingga dalam beberapa kejadian tidak ada saksi yang menyaksikan proses dari SHC ini.

Kebanyakan ilmuwan sejauh ini masih menolak gagasan bahwa manusia dapat terbakar tanpa alasan. Apalagi, banyak kasus melibatkan korban yang sedang sendirian di dekat sumber api -- seperti rokok atau lilin. Seringkali korban sudah tua atau sedang mabuk, sehingga tak bisa memadamkan api.

Agar api menyala, 3 hal harus ada: panas yang sangat tinggi, sumber bahan bakar dan oksidator. Sementara, tubuh manusia kebanyakan terdiri dari cairan, membuatnya sulit terbakar.


Namun, sejumlah orang menganggap lemak dalam tubuh manusia bisa berperan sebagai sumber bahan bakar. Sementara rambut manusia atau pakaian bisa sebagai 'sumbunya' -- teori efek sumbu. Saat lemak meleleh, tubuh akan terbakar dari dalam keluar.

Program acara BBC, "Q.E.D" pernah melakukan eksperimen serupa pada 1998 menggunakan tubuh babi yang dibalut selimut. Percobaan itu berhasil sebab ia terbakar dalam beberapa jam tanpa menimbulkan dampak pada lingkungan sekitarnya.

Ahli biologi Inggris sekaligus penulis Brian Ford punya teori berbeda terkait sumber kebakaran misterius. Ia mengatakan, dalam kondisi yang disebut ketosis -- tubuh manusia memproduksi sejumlah kecil aseton bahan yang mudah terbakar (komponen penghapus cat kuku). Ford yakin, seseorang yang sedang sakit bisa memproduksi cukup aseton. Percikan kecil -- mungkin akibat listrik statis -- bisa membuat seseorang terbakar.



Ketosis dapat berasal dari berbagai sebab, termasuk pada orang yang kecanduan alkohol, menderita diabetes, mengonsumsi makanan tinggi lemak, dan bahkan pada bayi -- di masa tumbuh gigi .

Teori lain yang populer menyebut bahwa metana diproduksi di usus mungkin bisa terbakar.

Meskipun punya justifikasi ilmiah, beberapa orang berpendapat bahwa kasus pembakaran spontan manusia tidak memiliki penjelasan rasional.