03/11/19

Kisah yang Putri Duka [ いつまでも ] Itsumade


Nama Itsumade diambil dari tangisan mengerikan yang dibarengi dengan lengkingan “itsumademo?”. Dimana sebenarnya adalah tangisan para korban wabah diatas yang mempertanyakan sampai kapan penderitaan ini akan luput dari perhatian. Nah, diperkirakan bahwa roh-roh orang mati dan bentuk penderitaan tersebut berbubah menjadi onryou Itsumade ini. Ia menuntut pengakuan atas penderitaan dan siksaan yang telah dialami.



Itsumade digolongkan sebagai Kaichou atau bahasa kasarnya, burung setan. Hal ini dikarenakan bentuknya yang mirip burung tapi bukan burung sepenuhnya. Ada paruh di bagian wajah yang mirip manusia, badannya setengah ular dengan sepasang sayang dan mempunyai cakar yang sangat tajam. Sayapnya memiliki lebar hampir 5 meter. Membuat makhluk ini sangat ditakuti kemunculannya.


Onryou ini muncul pada saat malam hari. Dan hanya pada masa tertentu seperti saat ada bencana alam atau wabah. Ia terbang mengitari tempat dimana banyak orang mati. Itsumade, yang mewakili arwah orang-orang yang meninggal akan terbang sambil menangis sepanjang malam dengan suara yang mengerikan untuk didengar. Ia akan terus berteriak “itsumademo? itsumademo?” sampai pagi hari dan berulang sepanjang malam sampai wabah/bencana itu selesai.



Ada sebuah cerita legenda yang berhembus dari generasi ke generasi. Bahkan sampai masa modern ini. Suatu malam di musim gugur tahun 1334, Itsumade tiba-tiba muncul di tengah-tengah tempat upacara dengan tangisan keras dan membuat orang di negeri itu panik. Makhluk itu datang kembali di malam-malam berikutnya menebar terror yang tak berujung. Merasa keamanan rakyatnya terganggu, kekaisaran akhirnya memanggil pasukan Ksatria Oki no Jirouzaemon Hiroari.

Hal tersebut diputuskan setelah mereka memngingat bagaimana Minamoto no Yorimasa mengalahkan Nue pada masa lalu. Hiroari adalah seorang pemanah handal. Dengan skillnya, iapaun berhasil menembak jatuh sang “mosnter”. Setelah kejadian itu tidak pernah ada lagi tangisan di malam hari meskipun tubuh Itsumade juga tidak ditemukan secara real. Hiroari kemudian diberi gelar Mayumi, yang kurang lebih memiliki arti “ahli panah sejati”. Mayumi Hiroari kemudian menjadi ksatria yang sangat terkenal dan namanya diabadikan sebagai nama kota di salah satu wilayah prefektur Fukuoka.