13/11/19

Siapa ? Kenapa Gadis ini


Aku senang sekali saat mendapatkan sebuah tempat kost baru yang dekat dengan kampusku, aku bahkan tak perlu membayarnya karna ini milik pamanku, dia bilang aku boleh menempatinya kapanpun aku mau, tapi paman selalu berpesan agar aku tak terlalu ribut malam hari dan menggangu tetangga sebelahku, dia adalah seorang nenek yang ditinggal mati anak dan cucunya, dia tak banyak bicara, hanya tersenyum ramah setiap aku mau berangkat, dan dia sudah didalam rumah tiap kali aku pulang, yaa bisa jadi karna aku pulang terlalu sore jadi aku tak pernah melihatnya

Aku tinggal di kost sendirian, teman-temanku juga tak ada satupun mau tinggal bersamaku, jujur aku kesepian... mungkin karna rumahya terlihat tua dan menakutkan, dan juga perlu sedikit renovasi disana, sini, dan situ, aku juga tak pernah bisa tidur nyenyak dirumah ini dan sering terbangun tengah malam

Seperti malam ini, lagi-lagi aku terbangun tengah malam, ini menyebalkan.

Berkali-kali aku mencoba tidur lagi, tapi gagal, rasanya sangat tidak nyaman, apalagi dengan gemericik suara hujan di atap yang seakan sengaja menggangu tidurku, aku menyerah, aku benar-benar tidak bisa tidur lagi, lalu kuputuskan untuk menonton TV saja, Karna bosan, mataku sekarang tertuju pada sekumpulan kotak mainan yang tertinggal, mungkin milik anak pamanku, aku memainkannya untuk menemani malamku yang panjang, ada pestol mainan, lego, rumah-rumahan, barby, haha aneh padahal anak pamanku seorang laki-laki

Dan karna bangun dimalam hari lama membuatku lapar juga, tiba-tiba aku sangat lapar, sialnya aku tak pernah menyimpan makanan, aku hanya berharap menemukan makanan atau sepotong kue seperti yang aku temukan hari lalu, aku benar-benar menggeledah rumah ini, dari ruangan keruangan, sial tapi aku sama sekali tidak menemukan apa-apa, aku harus membelinya keluar? Ohh perutku bener-bener mengatakan demikian

Kulihat handphoneku menunjukan pukul 01:45, apa masih ada orang berjualan malam-malam begini? Sebenarnya agak malas saat harus keluar malam-malam dalam hujan seperti ini, sangat malas, tapi aku nekat karna memang sudah sangat kelaparan, rasanya sekarang yang berpikir bukan otakku, tapi perutku

kupakai jas hujanku serta kuambil payung dan segera menerobos hujan, hujan cukup lebat, genangan air dan gemericik ciparatan air dimana-mana, aku harus mengangkat ujung celanaku agar tidak basah

Susana diluar sangat sepi, karna jarak antara rumah dengan rumah lainya cukup jauh serta lampu penerangan jalan yang redup, benar-benar mengerikan tidak ada orang sama sekali

Kulangkahkan kaki perlahan menuju warung-warung terdekat diujung gang, dengan mencincing ujung celana dan berjalan hati-hati agar tak terpleset, suasana semakin sepi, hanya suara kakiku yang menemani dalam setiap langkahku digang yang menyeramkan ini, ditambah hujan yang semakin lebat membatasi membatasi sedikit pengilihatanku, hujannya sangat lebat hingga airnya meluap hampir sebatas mata kakiku, artinya aku harus mengangkat ujung celanaku semakin tinggi, ini dingin sekali

Aku berjalan sangat hati-hati agar tak terpleset karna dijalan banyak sekali tanah yang terbawa kejalan akibat hujan dan sangat licin, baru keluar beberapa langkah sekarang perhatianku tertuju dengan seorang gadis yang berada kira-kira 20meter dari aku sedang berdiri diam di pinggir jalan, walaupun aku tak bisa melihat dengan jelas tapi aku yakin dia hanyalah seorang gadis kecil, mungkin kira-kira berusia 13-15 tahunan

Dia hanya berdiri diam saja ditengah hujan lebat, aku merasa ada yang salah denganya, dia menghadap tepat kearahku

Aku melambatkan langkahku, aku berjalan makin lambat kerahnya, tadi aku mengeluh suasana jalan yang sepi, tapi saat ada seseorang justru sekarang aku takut, kenapa dia harus berdiri dijalanku

semakin dekat aku semakin bisa melihatnya semakin jelas rambutnya yang sedikit panjang menutupi sebelah matanya, dan matanya yang sebelah menatap kosong kearahku, dan tanganya terlihat sedikit tidak normal, dia punya tangan dengan ukuran yang cukup panjang untuk anak seusianya, kira-kira sebatas lutut, dan kuku-kuku jarinya juga terlihat aneh, seperti bersisik atau berminyak

Perasaanku semakin tidak enak, aku semakin memperlambat langkahku, hingga tiba-tiba tubuhnya bergetar, dan memutar-mutar kepalanya, sangat mengerikan, aku kaget seketika aku berhenti, hujan semakin deras

Walupun aku baru disini, tapi aku sudah mengenal banyak tetangga-tetanggaku, tapi aku sama sekali tidak pernah melihat gadis ini, dia berhenti bergetar, rambutnya yang panjang kini menutupi seluruh wajahnya karna guyuran hujan yang sangat deras, ntah kenapa aku merasa dia mentapku dengan tajam dibalik rambut itu

Nafasku semakin tidak teratur saat aku semakin dekat dengannya, tepat didepanya, aku takut, rasanya aku pengen lari, tapi aku mencoba berjalan santai saat lewat disampingnya, dia diam seperti patung, tapi aku penasaran, siapa dia? Kukumpulkan keberanian karna aku ingin berbicara denganya sebentar, mungkin dia tersesat dan butuh pertolongan

Dari samping aku bisa melihanya cukup jelas, dia memakai baju tidur lengan pendek, dan tanganya memang sedikit bersisik, mungkin kelainan kulit, tapi aku tak pernah melihat yang seperti itu, dia juga tidak bereaksi apa-apa saat aku berdiri disampinya dan memayunginya, kini dia bener-bener terlihat seperti patung, tak bernafas sama sekali tidak bergerak, ini membuatku semakin bingung, apa dia benar-benar patung? Padahal aku kira tadi dia bergetar dan memutar kepalanya, apa aku tadi cuma berkhayal, karna dia kini benar-benar terlihat seperti manekin anak-anak, tapi kucoba bicara

“hay...nak? apa kau tersesat?” tapi lagi-lagi dia tak bereaksi apa-apa hanya menatap kedepan, ingin sekali aku mengibaskan rambutnya agar melihat wajahnya, dan memastikannya kalo dia patung, tapi aku takut kalo dia mahluk hidup dan tersingung, aku bertanya lagi tapi dia tidak menjawab juga, aku mulai berpikir itu patung yang sengaja untuk menakut-nakuti

Dan saat aku mau meninggalkan perhatianku tertuju pada sebuah tulisan di punggung bajuya, aku mengeja lirih ‘happy birthday’, seketika wajahnya langsung berbalik dan melotot tajam kearahku serta mulut mengaga lebar dengan senyuman gilanya, dia menjerit keras

Sontak aku kaget dan sangat ketakutan dan langsung melarikan diri keujung gang yang terlihat agak ramai dengan kendaraan yang berlalu-layang

Aku berlari sekencang-kencangnya dan merasa kalo dia menejarku, tapi saat kulihat kebelakang dia sama sekali tidak mengejarku, dia bahkan tak bergerak dari tempatnya semula, tapi aku tak perduli aku terus lari sekencang-kencangnya, kurasa aku mulai gila, siapa yang gila? Patung itu, bukan patung

Hingga akhirnya sampai di ujung gang, beberapa orang menatatapku aneh, tapi aku tak terlalu memikirkanya, mereka tak tau apa yang aku alami, aku benar-benar kehabisan nafas, gila ini mengerikan sekali

Aku langsung masuk kesebuah warung nasi goreng, dan langsung ketengak segelas air putih dengan beberapa tegukan saja, kutuang lagi air dan kuminum lagi, penjual dan beberapa pengnjunag warung itu hanya tersenyum melihat tingkahku

"Hey kau tak apa-apa nak, seperti baru melihat setan saja" tanya salah satu bapak-bapak pengunjung warung itu

"Iya pak! Aku lihat setan" jawabku dengan nafas masih terengah-engah, sibapak langsung ketawa dan menyemburkan beberapa butir nasi dari mulutnya

"Haha.. Mana ada setan" sibapak malah bercanda, padahal aku yakin bangat kalo yang aku lihat itu setan, gara-gara kejadian itu aku bahkan tidak merasa lapar lagi, tapi aku tetap memesan seporsi nasi goreng

Hujan mulai resa dan perutku juga sudah sangat kenyang, aku bahkan lupa kejadian yang baru saja aku alami, setelah kenyang aku berniat untuk segara pula kekost dan tidur karna aku sangat ngantuk, tapi saat aku mau kembali kerumah, bayangan itu teringat kembali, itu benar-benar membuatku merinding hingga semua bulu-bulu kudukku berdiri, apa ada orang yang bisa memutarkan kepalanya 180 derajat? Aku langsung menyamakannya dengan burung hantu, siluman burung hantu, itu sungguh mengerikan, jadi aku memutuskan untuk memutar jalan saat kembali kerumah walau jaraknya cukup jauh dan setidaknya tidak melewati gang itu lagi

Saat hampir sampai dirumah aku melihat sedikit kejanggalan, karna seluruh lampu rumah mati, dan aku juga baru sadar kalo aku lupa menutup pintu, aku takut kembali kerumah dan memutuskan untuk mengingap di salah satu temanku

Keesokan harinya saat aku kembali kerumah hal yang lebih aneh terjadi, sangat kotor, banyak lumpur dilantai, dan seluruh ruangan diacak-acak seperti ada pencurian tapi sama sekali tak ada barang yang hilang, pamanku juga menanyakan kabarku melalui pesan singkat

Pikiranku kembali berputar memikirkan semua hal yang telah terjadi, apa pamanku tau soal makluk itu?

Aku menelan ludah, seketika aku sangat ketakutan dan langsung lari terbirit-birit dari rumah itu sesaat setelah aku mendengar suara anak kecil “kueku ada diperutmu yaa? 

-Korozom