13/04/20

Cerita Creepypasta Bloody Painter [ Full story ]


Namanya Helen, 14 tahun. Kantung matanya yang menghitam menandakan kalau dia tidak pernah cukup tidur. Dia nampak tidak perduli dengan rambut hitamnya yang berantakan, Semenjak dia tidak suka memperhatikan penampilannya sendiri; itu tidak terlalu penting.

Dia duduk di kursi paling belakang di kelas, di dekat jendela; Dia selalu duduk disana, Dengan diam menggambar seperti itu hanya sesuatu yang ia punya. Dia tidak suka bersosialisasi dengan orang orang yang membuat dia menjadi seseorang yang pendiam.

Ada seseorang yang didorong jatuh ke lantai pada saat setelah sekolah. Namanya Tom, Dia selalu menjadi korban Bully, Bukan karena dia melakukan sesuatu melainkan orang orang di sekitarnya hanya tidak menyukainya. Bullying itu tidak sering terjadi dan Helen sendiri tidak terlalu perduli dengan keadaan Tom, Helen hanya tidak ingin menggangu siapapun karena menurutnya hal itu membosankan.

Ketika jam istirahat, Judy mengatakan kepada temannya kalau ia kehilangan jam tangannya ketika ia sedang mencari disekitarnya. Helen tidak membantunya karena hal itu bukan urusannya. Tiba tiba, seseorang melihat sesuatu yang berkilau di tas yang Helen bawa.

" Apa ini? " Ban bertanya ketika ia memasukkan tangannya ke tas milik Helen, Dan Ban mengambil jam yang dikelilingi oleh Berlian palsu. Helen sangat terkejut ketika melihatnya karena Helen tidak tahu apa yang menyebabkan jam milik Judy berada disana

" Ah! Itu adalah jam tangan milikku! " Judy mengambil jam yang dipegang oleh Ban sesaat setelah Ban menemukan jam itu. Keduanya menatap Helen dengan raut wajah yang menunjukkan kemarahan.

" Itu bukan aku " Helen bilang tanpa mengalihkan pandangannya pada kegiatan menggambarnya di buku miliknya.

" Yah, Benar. " Judy meninggalkan kelas dengan Ban setelah Judy memutuskan itu.

Setelah hari itu, Seperti biasa, Helen duduk di mejanya sambil menggambar. Dia menyadari kalau atmosfir disekitarnya tidak terasa seperti biasanya; Orang orang mulai berbisik tentang dirinya, Dan bahkan beberapa orang menyebut dirinya seorang " Pencuri ". Dia tidak berkata apapun tentang dirinya karena dia tahu kalau itu tidak berguna.

Seiring waktu berjalan, Helen menjadi target orang orang untuk di-bully; Semua yang ia lakukan sekarang dianggap berlebihan. Dia tidak menyukainya, Tetapi dia tidak mencoba menghindarinya. Dia menyimpan perasaannya di hatinya dan tetap diam.

Pada suatu hari, Ban pergi menuju meja Helen dan menarik secara paksa buku yang dipakai untuk menggambar.

" Selalu melakukan sesuatu yang tak berarti " Ben bilang sambil merobek beberapa lembar gambar yang Helen buat menjadi beberapa bagian. Ban ingin melihat reaksi Helen setelah ia melakukan itu. Pada saat itu juga perasaan yang selama ini ditahan meledak. Dia memukul wajah Ban tepat di wajah dan perkelahian dimulai. Helen tidak sangat kuat, Jadi dengan cepat ia dikalahkan. Murid lainnya menonton perkelahian itu tanpa mencoba menghentikannya; Beberapa orang bahkan menginjak wajahnya dan perutnya.

Tepat ketika bel berbunyi, Semua orang menghentikan apa yang mereka lakukan dan dengan cepat kembali ke bangku mereka sebelum guru datang. Helen duduk di bangkunya seakan tak terjadi apapun. Pada saat guru datang memasuki kelas.

" Yaampun, Otis (Helen)! Apa yang terjadi kepadamu? " Nampak luka yang sangat jelas pada dirinya tepat pada saat guru memasuki kelas. Semuanya berbalik badan untuk melihat Helen, Menunggu jawaban Helen dengan tatapan penjahat

" Aku terjatuh dari tangga, Miss. " Helen menjawab pertanyaan guru itu seiring dengan hilangnya tatapan mereka

Pada saat pulang sekolah, Keluarganya juga menanyakan hal yang sama, Dan diua merespon dengan hal yang sama. Jaket biru yang ia kenakan menutupi semua lebam di tubuhnya. Kedua orang tuanya percaya tanpa rasa curiga sedikitpun.  Biasanya ketika orang tua Helen bertanya tentang kesehariannya di sekolah, Dia selalu bilang baik baik saja. Dia bahkan berbohong tentang memiliki banyak teman dan hidup bahagia setiap hari. Helen menolah untuk mengatakan kebenaran kepada kedua orang tuanya karena Helen tidak mau kedua orang tuanya khawatir kepadanya

Beberapa bulan kemudian. Mendapat komentar negatif dan dipukul sudah merupakan peristiwa normal baginya; Dia sudah kebal dengan pukulan itu. Siapa yang sudah merencanakan semua ini? Siapa pelaku dibalik peristiwa ini? itu semua sudah tidak penting lagi. Semuanya tidaklah penting lagi.

----

" Hi! Kau disana? " Helen menerima pesan dari seseorang yang tidak diketahuinya di Facebook.

" Siapa kamu? " Helen membalas pesan itu.
" Aku Tom, Teman sekelasmu. " Tom tidak pernah berkomunikasi dengan Helen sebelumnya. Jadi itu membuat Helen sedikit terkejut
" Ada apa? " Helen bertanya pada Tom
" Um... Kau tidak apa apa? "  Tanya TOm
" Itu bukan urusanmu " Helen menjawab pertanyaan Tom dengan cepat. Beberapa detik kemudian, Tom baru mengirim pesan lagi kepada Helen

" Dengarkan aku. Aku tahu apa yang kau rasakan sekarang, Kau dalam situasi yang sama denganku. Aku ingin membantumu tetapi aku tidak bisa... Maaf. "

Setelah itu Helen dan Tom saling mengirim pesan dengan waktu yang lumayan lama, Dan Helen merasa lebih baik setelah Helen memberitahukan semua perasaan yang ia telah lewati. Helen bahkan bercanda dengan tom. Terkadang Helen menggunakan " : ) " Untuk menunjukkan rasa senangnya. Menurutnya ini pertama kalinya ia mendapatkan teman.

----

" Temui aku di atap pada jam istirahat pertama siang ini. Kita perlu berbicara,  Jangan tanyakan apa alasanku ya. " Tom mengirim pesan itu semalam. Helen menemui Tom di atap, Melambaikan tangannya dan berjalan kearah Tom.

" Hey Tom, Ada apa, teman? " Tanya Helen
" Um... Aku mempunyai sesuatu yang ingin kubicarakan... Sesuatu yang penting " Tom mengatakan itu kepada Helen dengan wajah yang serius.

" Kau ingat insiden pencurian jam tangan itu? "

-Bagaimana Helen bisa melupakan itu karena itu yang membuat Helen harus bertahan dari semua kejadian itu-

Helen mengangguk untuk menunjukkan kalau dia mengingatnya

" Akulah pelakunya " Tom menundukkan kepalanya, Takut untuk melihat mata Helen.
" Apa?! " Helen merasa Shock
" Aku mencuri jam tangan Judy dan merencanakannya seolah olah kaulah pelakunya "
" Kenapa kau melakukan semua ini? " Tanya Helen
" Dengan kamu sebagai korban baru, Hidupku jauh lebih baik. " Tom menyeringai

-Itu memang benar Ketika semua orang mem-bully Helen, Mereka tidak akan perduli lagi dengan Tom. Dia seperti boneka yang terlupakan. Untuknya itu sangat sempurna. Selama Tom tetap diam, Tom akan bersekolah dengan tenang dan damai. Dia sukses; Rencananya sangat sempurna-

Helen menarik kerah baju tom dan sedikit mendorongnya, Mereka berakhir di dekat sudut atap. Tom terpeleset dan jatuh dari atap. Secara Reflek Helen menarik tangannya dan mencoba menariknya kembali. Namun Helen tidak mempunyai tenaga yang cukup untuk melakukan itu.

" Maafkan aku, Helen. " Tom terjatuh. Helen menutup matanya, Takut dengan apa yang akan terjadi selanjutnya kepada seserorang yang jatuh dari sekolah bertingkat 6 tersebut.

Setelah polisi datang, Mereka meng-interview Helen. Dia sangat ketakutan dengan kejadian itu, Walaupun hanya mengucapkan sepatah kata saja

Sekali lagi, Helen menjadi topik pembicaraan diantara murid murid. Beberapa orang berfikir Helen mendorong Tom dari atap, Tetapi Mayoritas orang berfikir kalau Tom ingin bunuh diri dan Helen Gagal menyelamatkannya karena mereka melihat Helen menarik tangan Tom sebelum dia jatuh.

----

Pada malam itu. Helen bersembunyi di ruangannya, Menangis, Gemetaran dan tidak bisa menghilangkan rasa bersalahnya. Dia butuh ketenangan, Dan seketika pemikiran ini lewat secara cepat:

" Itu bukan salahku kalau Tom mati. Dia berhak untuk mati! " Ini membuatnya merasa lebih baik, Dan rasa bersalahnya pun menghilang juga.
" Tom telah mendapatkan hukumannya... Kupikir ini saatnya yang lain mendapatkannya juga, Bukan begitu? " Helen menyeringai.Tangisannya berubah menjadi tawa di dalam gelap.

----

Teman teman Helen memutuskan untuk mengadakan pesta di hari Halloween. Judy dan Maggie saling berkirim pesan di Facebook. Keduanya tinggal di asrama sekolah, Dan ruangan Judy bersebelahan dengan Maggie.

----

09:03 - Judy: Siapa yang akan datang di pesta besok? Aku sangat gembira : D
09:03 - Maggie: Mayoritas dari teman kelas kita akan mengikuti pesta. Namun aku mengirim pesan ke Ban berkali kali dan dia tidak membalasnya sama sekali. Apa yang terjadi dengannya?
09:04 - Judy: Kupikir dia sedang bekerja

09:06 - Maggie: Sesuatu yang aneh terjadi... Aku mendengar suara langkah kaki di depan kamarku sejak tadi... Kupikir seserorang sedang berjalan mengelilingi asrama
09:06 - Maggie: Tunggu, Aku akan mengechecknya sebentar
(Menggunakan lubang di pintu. Maggie melihat sesuatu yang tidak biasa..)
09:07 - Maggie: Ya tuhan. Ada seseorang diluar yang menggunakan topeng dan jaket berwarna biru, Dan dia memegang sebuah pisau. Dan dia dipenuhi Darah!!
09:07 – Maggie: Sial! Dia mengetuk pintuku sekarang
09:08 – Maggie: Ya tuhan, Ya tuhan!!
09:08 – Judy: Tetap tenang, Dan cari senjata atau sesuatu
09:08 – Judy: Lindungi dirimu!
09:09 – Maggie: Dia berusaha membuka pintu, Beruntung aku menguncinya
09:09 – Maggie: Aku ketakutan!!
09:09 – Judy: Maggie
09:09 – Maggie: Apa yang harus kulakukan?!
09:09 – Judy: Maggie, Dengarkan aku
09:09 – Maggie: SELAMATKAN AKU!!
09:09 – Judy: Maggie, Tenang
09:09 – Judy: Maggie
09:10 – Judy: Maggie?
09:10 – Judy: Kau disana?

Pesan itu nampak sudah dibaca bila dilihat dari pemberitahuannya, Namun Judy tidak mendapatkan respon dari Maggie. Seketika Judy mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Ketika ia berbalik badan, Tiba tiba Judy merasakan sakit pada perutnya. Seorang yang memakai topeng dan jaket biru itu masuk secara paksa dan menusuknya.

Pada malam itu. Semua murid yang berada di asrama. TIdak ada yang tahu bagaimana cara pembunuh itu melakukannya. Pembunuh itu menggunakan darah korbannya untuk menggambar di tembok asrama, Rata rata lukisan itu bergambar wajah " : ) ". Banyak tubuh dari korban yang dipotong dan ditumbuk, Kemungkinan untuk mendapatkan " Pigmen " yang lebih banyak. Helen Otis, Sang pelaku masih menghilang sampai sekarang

Namun begitu, Di Chat Room dimana Judy dan Maggie mengirim pesan satu sama lain, Sebuah pesan telah dikirim untuk merespon pesan pertama Judy pada jam 09:03

" 11:15 - Judy: Don’t be excited about tomorrow : )" because there will be no tomorrow . "