Kau pasti sudah bisa menebak kalau aku sedang kasmaran dengan seseorang. Yah, kau benar. Cowok itu datang bersama musim hujan.
Pertama kali aku melihatnya adalah pada hari dimana hujan jatuh begitu deras. Ia berlari-lari kecil melintasi jalanan yang becek. Oh sungguh dia begitu rupawan, dengan tubuh yang basah kuyup dan rambutnya yang hitam berkilau membiaskan butiran air.. ia membuatku tergelegar oleh pesonanya.
Semenjak saat itu, tiap kali hari hujan, aku selalu mencari keberadaanya. Aku begitu ingin melihatnya, aku selalu merindukannya. Karena aku hanya bisa muncul jika ada awan mendung dan khususnya saat hujan lebat.
Dan malam ini, setelah sekian lama akhirnya dia muncul juga. Lagi-lagi dia lupa bahwa payung. Sehingga badanya basah bukan kepalang. Namun itu malah membuatku teringat akan kesan pertamaku saat melihatnya dulu. Begitu tampan nan elok. Aku tak tahan lagi, aku tak mau menyembunyikan rasa ini. Sudah cukup penantianku. Inilah saatnya, sebelum hari-hari cerah kembali, sebelum musim kemarau datang lagi, aku harus mengajaknya berkenalan. Ya! malam ini, dengan gemuruh hujan sebagai saksi, aku akan mengetahui siapa namanya.
Maka tanpa buang-buang waktu, aku arahkan diriku mendekati cowok itu. Dengan hati berdebar kencang bak gelegar petir, kuberanikan diriku, setelah merasa cukup dekat, kujulurkan tanganku dan kusentuh pundaknya sambil berkata,
"Hai cowok.. kenalan yuk...?"
JDUUUAAAARRRRRR!!!
Sungguh tak kusangka, di depan mataku, cowok itu tiba-tiba berkilau terang sekali, kemudian setelah cahayanya menghilang, asap mengepul tebal dari tubuhnya, dan... dan... ia... menjadi gosong. Kini wajahnya tak lagi rupawan, namun berubah jadi hitam legam, rambutnya menjadi kaku jabrik bin awut-awutan. Mulutnya menganga menyemburkan asap pekat, menyiratkan siksa tak terperi. Ia pun jatuh tersungkur di jalan yang basah. Dan tak bergerak lagi.
"Oh Tuhan!! Apa yang terjadi?! Kenapa pangeranku jadi seperti itu? Kenapaaaa????? Tidakkkk...!!!" jeritku pilu.
Belum sempat aku meratapi nasib cowok itu, orang-orang sudah mulai berdatangan mengerumuni jasad gosong pangeranku. Beberapa wanita menjerit-jerit ngeri, beberapa pria sibuk mencari bantuan.
"Apa yang terjadi??!!" Tanya seseorang yang baru saja ikut nimbrung dalam hiruk-pikuk itu. Kemudian salah satu wanita dengan histeris menjawab,
"Pria ini mati tersambar petir!"
"Bah! Sialan! Dasar wanita tukang fitnah!" Umpatku dalam hati setelah mendengar kata-katanya. "Aku tidak menyambar cowok itu, aku hanya menjawil pundaknya tahu!"
Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Cowok itu sudah mati. Dan dengan hujan yang mulai mereda, maka tibalah saatnya aku harus menghilang dari angkasa. "Ah, sudahlah. Mungkin ia bukan jodohku. Cari cowok lain aja. hehehe.."aku terkekeh tanpa dosa.
SC : Manon [creepypasta indonesia] fb