25/02/19
Home »
urban legend
» Secret Admirer : Hallo Stalker
Secret Admirer : Hallo Stalker
Sekarang, aku mengerti bagaimana rasanya hidup sendiri.
Memilih untuk menempuh pendidikan dan jauh dari keluarga merupakan sebuah pilihan yang harus aku pilih. Setidaknya, keinginan untuk membuat kedua orang tuaku bangga adalah harapan terbesar yang paling ingin ku wujudkan.
“ini sudah ke tiga kalinya” batinku, menutup kembali gorden setelah melihat pria asing tetanggaku yang selalu berdiri disana, menatap kosong ke kamar yang aku sewa.
Ya, aku tinggal di sebuah Rumah susun yang di peruntukan memang untuk mahasiswa dan mahasiswi dari luar kota. Jadi—kami bisa di katakan, memiliki tetangga yang berasal dari banyak kota dan jauh dari keluarga merupakan hal yang biasa.
Namun sejujurnya aku merasa risih, setiap melihat tetanggaku yang tepat berada di depan kamarku.
Kamarku berada di lantai 2, setelah melewati tangga. Gaya arsitek dari Rusun ini memiliki tekstur saling berhadapan, jadi kebetulan sekali aku mendapatkan kamar dengan seorang tetangga yang aneh, dimana setiap aku pulang dari kampus atau dari sebuah tempat, dia biasa berdiri disana memandang kosong pada kamarku, dengan senyuman aneh itu.
Berkali-kali aku mendengar rumor, bila dia adalah orang yang aneh, dan yang paling buruk adalah gossip bahwa dia adalah kutuk buku dan seorang stalker.
Aku mencoba untuk tidak terlalu jauh terlibat denganya, namun setiap kali aku memandang di balik gorden jendelaku, aku selalu melihatnya berdiri di depan pintunya memandang kamar ini seolah –olah ada yang menarik dari kamarku ini.
**
aku terbangun dari tidurku dengan suara terengah-engah, saat aku merasa seperti melihat kilatan dalam sebuah bayangan.
Aku menatap ke sekeliling, berusaha mencari apa yang baru saja ku rasakan.
Dan—aku menemukan ada yang janggal dengan kamarku. Jadi, aku mengendap-endap, sebelum menemukan, benda-benda kecil di sekitar kamarku tampak berantakan. Aku tidak pernah meninggalkan kamarku dalam keadaan berantakan seperti ini.
Ku coba mencari apa yang sebenarnya terjadi, sebelum.. aku merasa melihat sebuah gundukan dalam tumpukan baju kotorku.
Ku raih benda yang bisa ku genggam saat berjalan menuju tumpukan pakaian, tanganku mulai terulur untuk melihat apa yang ada di balik tumpukan pakaian itu, sebelum..
“AWAS!!”
Seorang pria berlari dan menerjang tumpukan pakaian, dan seketika mulutku mengangah, menatap seorang pria lain dengan kamera di tanganya, mereka saling memukul satu sama lain.
Aku yang ketakutan tidak bisa melakukan apapun.
Kakiku begitu gemetar melihat 2 orang asing di kamarku, dimana salah satu dari mereka adalah tetangga anehku.
Mereka saling baku hantam, hingga, akhirnya aku bertindak karena takut dengan memukul kepala pria asing pembawa kamera dan melumpuhkanya seketika.
Tetangga aneh itu menatapku yang tampak begitu shock, dia menenangkanku dan menggatakan, selama ini dia melihat ada yang aneh dalam kamarku, seolah ada seseorang di dalamnya jadi itu lah alasan dia suka menatap kosong kamarku.
Aku begitu lega mendengarnya, ternyata dia tidak seperti rumor yang selama ini ku dengar.
Jadi aku membantunya, membawa Stalker gila itu menuju kantor polisi, tanpa ku sadari, mataku melirik apa yang ada di balik sobekan baju pada celana tetanggaku yang usang.
karena Itu seperti lipatan “celana dalamku”
Memilih untuk menempuh pendidikan dan jauh dari keluarga merupakan sebuah pilihan yang harus aku pilih. Setidaknya, keinginan untuk membuat kedua orang tuaku bangga adalah harapan terbesar yang paling ingin ku wujudkan.
“ini sudah ke tiga kalinya” batinku, menutup kembali gorden setelah melihat pria asing tetanggaku yang selalu berdiri disana, menatap kosong ke kamar yang aku sewa.
Ya, aku tinggal di sebuah Rumah susun yang di peruntukan memang untuk mahasiswa dan mahasiswi dari luar kota. Jadi—kami bisa di katakan, memiliki tetangga yang berasal dari banyak kota dan jauh dari keluarga merupakan hal yang biasa.
Namun sejujurnya aku merasa risih, setiap melihat tetanggaku yang tepat berada di depan kamarku.
Kamarku berada di lantai 2, setelah melewati tangga. Gaya arsitek dari Rusun ini memiliki tekstur saling berhadapan, jadi kebetulan sekali aku mendapatkan kamar dengan seorang tetangga yang aneh, dimana setiap aku pulang dari kampus atau dari sebuah tempat, dia biasa berdiri disana memandang kosong pada kamarku, dengan senyuman aneh itu.
Berkali-kali aku mendengar rumor, bila dia adalah orang yang aneh, dan yang paling buruk adalah gossip bahwa dia adalah kutuk buku dan seorang stalker.
Aku mencoba untuk tidak terlalu jauh terlibat denganya, namun setiap kali aku memandang di balik gorden jendelaku, aku selalu melihatnya berdiri di depan pintunya memandang kamar ini seolah –olah ada yang menarik dari kamarku ini.
**
aku terbangun dari tidurku dengan suara terengah-engah, saat aku merasa seperti melihat kilatan dalam sebuah bayangan.
Aku menatap ke sekeliling, berusaha mencari apa yang baru saja ku rasakan.
Dan—aku menemukan ada yang janggal dengan kamarku. Jadi, aku mengendap-endap, sebelum menemukan, benda-benda kecil di sekitar kamarku tampak berantakan. Aku tidak pernah meninggalkan kamarku dalam keadaan berantakan seperti ini.
Ku coba mencari apa yang sebenarnya terjadi, sebelum.. aku merasa melihat sebuah gundukan dalam tumpukan baju kotorku.
Ku raih benda yang bisa ku genggam saat berjalan menuju tumpukan pakaian, tanganku mulai terulur untuk melihat apa yang ada di balik tumpukan pakaian itu, sebelum..
“AWAS!!”
Seorang pria berlari dan menerjang tumpukan pakaian, dan seketika mulutku mengangah, menatap seorang pria lain dengan kamera di tanganya, mereka saling memukul satu sama lain.
Aku yang ketakutan tidak bisa melakukan apapun.
Kakiku begitu gemetar melihat 2 orang asing di kamarku, dimana salah satu dari mereka adalah tetangga anehku.
Mereka saling baku hantam, hingga, akhirnya aku bertindak karena takut dengan memukul kepala pria asing pembawa kamera dan melumpuhkanya seketika.
Tetangga aneh itu menatapku yang tampak begitu shock, dia menenangkanku dan menggatakan, selama ini dia melihat ada yang aneh dalam kamarku, seolah ada seseorang di dalamnya jadi itu lah alasan dia suka menatap kosong kamarku.
Aku begitu lega mendengarnya, ternyata dia tidak seperti rumor yang selama ini ku dengar.
Jadi aku membantunya, membawa Stalker gila itu menuju kantor polisi, tanpa ku sadari, mataku melirik apa yang ada di balik sobekan baju pada celana tetanggaku yang usang.
karena Itu seperti lipatan “celana dalamku”