02/03/19

URBAN LEGEND : Pareidolia [ 幻術 ]


Pareidolia adalah suatu fenomena di mana otak memiliki kemampuan untuk mengenali sesuatu yg samar2 atau kombinasi acak menjadi sebuah objek yang jelas. Fenomena ini hampir dialami oleh semua orang dan seringkali terjadi ketika melihat sesuatu seperti wajah manusia, bentuk tubuh, gambaran binatang, atau bahkan sosok-sosok yang dikenal.

Pareidolia berasal dari kata Yunani yaitu Para (sama) dan Eidolon (gambar), maka Pareidolia memiliki arti sebuah gambar yang sama. Pareidolia dalam perkembangannya kemudian menjadi sangat erat dengan hal-hal yang berbau spiritual, baik itu kejadian mistis, maupun yang menunjukan kebesaran suatu kepercayaan(agama) atau Tuhan.

Pareidolia dalam agama dapat dilihat ketika orang-orang kemudian menganggap fenomena alam seperti awan, langit, atau kepulan asap, menjadi seperti sosok atau wajah yang disakralkan. Sedangkan di kejadian mistis, orang-orang tertentu akan menganggap hal-hal seperti asap, kilasan cahaya, bayangan, menjadi sosok yang menakutkan seperti hantu atau mahluk halus.

Meski Pareidolia erat kaitannya dengan gambar(visual), fenomena psikologis itu juga bisa didefinisikan dengan sesuatu yang didengarkan(audio).

Di tahun 1971, Konstatin Raudive yang menjadi seorang peneliti EVP(Electronic Voice Phenomenon), menulis dalam bukunya tentang hal-hal yang didengarnya dengan sebuah aat dalam frekuensi tertentu sebagai suara-suara dari alam lain,suara hantu, atau mahluk halus.

Dari sana fenomena semacam EVP, termasuk backmasking dalam musik juga kemudian dimasukkan sebagai Pareidolia pendengaran. Beberapa ahli lalu mengemukakan penyebab seseorang atau manusia bisa memiliki kemampuan Pareidolia.

Dari hipotesis atau dugaan sementara, kemampuan ini memang sudah bawaan sejak lahir dan disebabkan oleh faktor genetik manusia itu sendiri ketika berevolusi dari masa ke masa. Di masa lalu, ras manusia terbiasa mengenali sesuatu yang acak, tak berpola atau berpola, cahaya, atau bayangan, menjadi sebuah objek.

Kemampuan itu kemudian dianggap sebagai keuntungan evolusioner, yaitu kemampuan membeda-bedakan objek-objek yang menyelamatkan atau merugikan, mengancam atau tidak, berbahaya atau aman.

Manusia yang tanpa sengaja salah mengenali wajah musuh atau teman, tentu akan berakibat fatal baginya, juga salah mengidentifikasi suatu objek bisa saja membuatnya menderita. Maka hal ini, terus dibawa secara genetik hingga kini dan menjadi kemampuan dasar manusia.