02/03/19

ANDREI CHIKATILO [ Sobieto-hatsu no kirā | сериски убиец од Советскиот Сојуз ]



“Setelah menimbang semua kejahatan mengerikan yang dilakukannya, pengadilan ini tidak memiliki pilihan lain selain menjatuhkan hukuman yang sepantasnya. Karena itu, saya memvonisnya hukuman mati.”
-Hakim Leonid Akhobzyanov, ketika menjatuhkan hukuman atas Andrei Chikatilo

Andrei Romanovich Chikatilo Ejaan Rusia: Андрей Романович Чикатило, Ejaan Ukraina: Андрій Романович Чикатило



16 Oktober 1936 – 14 Februari 1994) adalah seorang pembunuh berantai berkebangsaan Soviet. Dia terkenal dengan sebutan Butcher of Rostov (Tukang Jagal Rostov), Red Ripper, dan Rostov Ripper. Dia adalah pelaku mutilasi, pembunuhan, dan pemerkosaan dari sedikitnya 52 wanita dan anak-anak diantara tahun 1978-1990. Setelah mengakui 56 pembunuhan dan diadili atas 53 diantaranya,
dia dihukum mati bulan Februari 1994.

Chikatilo lahir di Yablochnoye, di jantung kota Ukraina, tanggal 16 Oktober 1936. Saat itu, Ukraina sangat miskin dan penduduknya mengalami kelaparan yang luar biasa karena gagal panen dan paksaan Stalin untuk mengumpulkan hasil panen pada pemerintah. Hal ini diperparah ketika Soviet melawan Jerman dan Ukraina menjadi tempat perang.

Chikatilo dianggap menderita hydrocephalus (adanya kandungan air dalam otak) ketika lahir, sehingga menyebabkan gential seperti impotensi (meski masih bisa berejakulasi) dan mengompol pada masa remajanya.

Keluarga Chikatilo sangat kelaparan, dan dia sendiri mengakui bahwa dia belum pernah makan roti sebelum usianya 12 tahun. Seringkali keluarga mereka memakan daun dan rumput supaya tidak mati kelaparan.

Ibunya, Anna, seringkali mengatakan bahwa Chikatilo memiliki seorang abang, Stepan, yang diculik dan dimakan oleh tetangga-tetangga mereka yang kelaparan. Meski demikian, hal itu tidak pernah terbukti. Ibunya adalah seorang wanita yang kasar, namun ayahnya, Roman, adalah pria yang baik. Masa kecil Chikatilo diisi oleh kemiskinan, kelaparan dan perang.

Saat Perang Dunia II, Chikatilo menyaksikan horor pendudukan Nazi atas Ukraina, dan ayahnya ikut berperang. Dia dan ibunya terpaksa bersembunyi di gudang bawah tanah dan parit (bahkan harus menyaksikan rumah mereka terbakar habis) serta tidur di atas sebuah tempat tidur kecil. Chikatilo sering mengompol (chronic bed wetter) yang menyebabkan ibunya semaking sering marah padanya dan memukulinya.

Ketika remaja, Chikatilo menjadi editor koran sekolah dan menjadi pimpinan komite komunis. Dia menjadi satu-satunya murid anak petani yang berhasil menyelesaikan sekolahnya dengan nilai yang baik tahun 1954. Namun hal yang sama tidak berlaku untuk hubungannya dengan lawan jenis.

Chikatilo sangat pemalu karena impotensi yang dideritanya sehingga tidak pernah mengajak gebetannya untuk kencan. Tapi di tahun yang sama dia menyerang teman adiknya dan berejakulasi ketika gadis kecil itu berjuang melepaskan diri. Ini menyebabkan dia selalu menghubungkan seks dengan kekerasan.

Setelah lulus dan gagal masuk universitas lalu bekerja sebentar, Chikatilo masuk dunia militer dari tahun 1957-1960. Kemudian dia pulang kampung, namun tidak nyaman karena impotensi yang dideritanya membuatnya menjadi bahan gunjingan. Akhirnya dia pindah ke Rostov-on-Don dan dijodohkan oleh adiknya dengan seorang wanita bernama Feodosia.

Tahun 1970, Chikatilo menjadi seorang guru bahasa dan sastra Rusia di Novoshakhtinsk. Meski pintar, dia tidak bisa mendisiplinkan muridnya. Mei 1973, Chikatilo melakukan pelecehan seksual pertamanya pada salah satu muridnya, namun tidak ditindak sekolah. Berbulan-bulan kemudian, dia memerkosa murid lainnya di kelas dan diminta mengundurkan diri di sekolah.

Maret 1981, karirnya sebagai guru berahir setelah banyaknya keluhan pelecehan yang dilakukannya pada murid-muridnya, baik lelaki maupun perempuan.

September 1978, Chikatilo pindah ke Shakthy, daerah tambang dekat Rostov-on-Don, dan menjadi tempat dimana dia pertama membunuh.

Tanggal 22 Desember, dia memancing seorang gadis kecil bernama Yelena Zakotnova (9) dan berusaha memerkosanya namun gagal. Dia akhirnya mencekik dan memutilasinya, dan mencapai kepuasan seksual selama melakukannya. Kemudian tubuhnya dibuang ke sungai terdekat dan ditemukan dua hari kemudian.

Meski banyak petunjuk yang mengarah pada Chikatilo, seorang pekerja bernama Alexandr Kravchenko ditangkap atas kasus ini. Meski memiliki alibi yang kuat, penegak hukum memaksanya mengakui pembunuhan tersebut, dan akhirnya dihukum 15 tahun penjara [hukuman maksimal saat itu]. Namun karena banyaknya tekanan dari keluarga korban, Kravchenko diadili lagi dan dihukum mati bulan Juli 1983.

Sementara itu, Chikatilo banyak membunuh lagi, dan tak lagi bisa menahan keinginannya untuk membunuh. Diantaranya

Larisa Tkachenko (17) tahun 1981
Lyubov Biryuk (13) tanggal 12 Juni 1982 yang mengalami 22 luka tusuk
Olga Stalmachenok (10) tanggal 11 Desember 1982
dan 5 orang lagi diantara umur 9-19 tahun.

Dia akan menghampiri anak-anak atau gelandangan muda di terminal atau stasiun dan mengajak mereka ke tempat yang sepi lalu menusuk serta memutilasi mereka. Banyak pula korban yang dicekik atau dipukuli, dan banyak juga yang matanya dimutilasi. Korban Chikatilo biasanya pelacur dan anak-anak (baik lelaki maupun perempuan).

Januari 1983, polisi dapat menghubungkan kondisi 4 korban dengan pembunuh yang sama, apalagi setelah tubuh Olga Stamachenok ditemukan bulan April. Dengan pimpinan Mikhail Fetisov, mereka mulai menyelidiki pembunuhan-pembunuhan berantai tersebut.

Mungkin dia tahu kalau dia sedang diselidiki atau apa, tapi Chikatilo tidak membunuh lagi sampai Juni 1983. Korbannya kali ini adalah Laura Sarkisyan (15), gadis Armenia. Karena pembunuhan-pembunuhan yang dilakukannya sangat keji, polisi berpendapat bahwa Chikatilo (yang waktu itu masih belum diketahui) adalah entah pengikut Satanis, sakit jiwa, pedofil, pemerkosa, atau mau mengambil organ tubuh untuk transplantasi.



Pada bulan September 1983, banyak pemuda yang mengakui pembunuhan itu, namun karena masih banyaknya korban yang terus berjatuhan, polisi yakin bahwa pembunuhnya belum tertangkap.

Namun, karena polisi bekerja keras menyelidiki kasus ini, lebih dari 1000 kasus lainnya (termasuk 95 pembunuhan dan 245 kasus pemerkosaan) dapat terpecahkan.

Sementara itu, tanggal 27 Oktober 1983, Chikatilo membunuh seorang pelacur bernama Vera Shevkun (19) dan seorang anak laki-laki bernama Sergey Markov (14) tanggal 27 Desember. Tahun 1984, Chikatilo sudah membunuh banyak orang, diantaranya seorang anak laki-laki bernama Dmitry Ptashnikov (10) yang membuatnya sempat dikenali orang-orang yang melihatnya bicara pada anak itu.

13 September 1984, tepat seminggu setelah pembunuhannya yang kelimabelas (tahun itu), Chikatilo diamati oleh seorang detektif yang menyamar ketika memancing seorang wanita dari terminal. Dia ditangkap dan barang-barangnya (sebilah pisau dan tali) diperiksa. Namun ketika darahnya diperiksa, darahnya tidak cocok dengan darah yang ditemukan di mayat Dmitry Ptashinkov sehingga dibebaskan. Namun dia masuk penjara lagi atas kasus pencurian di tempat kerja selama 3 bulan.

Setelah dibebaskan bulan Desember 1984, Chikatilo pindah dan tidak membunuh lagi sampai 31 Juli 1985. Korbannya bernama Natalia Pokhlistova dan sebulan kemudian (27 Agustus) menyusul Irina Gulyaeva, meski pembunuhan Gulyaeva diragukan karena kurang cocok dengan yang biasa dilakukan Chikatilo. Dia menekan keinginan membunuhnya karena polisi sudah mulai menyelidiki kasus ini dengan teliti. Tetapi tahun 1986 dia membunuh Irina Pogoyelova dengan cara yang persis sama dengan korbannya yang sebelumnya.

Hal ini terus dilakukannya pada puluhan orang lainnya sampai tahun 1990. Dia sempat juga ‘hiatus’ alias tidak membunuh selama beberapa saat, namun kemudian membunuh lagi. Mikhail Fetisov, pimpinan tim yang menyelidiki kasus ini, terus menerus ditekan oleh publik untuk memecahkannya, dan sadar bahwa anak buahnya banyak yang malas. Akhirnya, dia mengancam akan memecat mereka jika kasus ini tidak segera dipecahkan.

Korban terakhir Chikatilo adalah Svetlana Korostik (22) yang dibunuh di hutan. Ketika meninggalkan TKP untuk mencuci muka di sumur, dia diperhatikan oleh polisi yang sedang menyamar. Meski kelihatan mencurigakan karena tidak kelihatan seperti orang yang hendak mengumpulkan jamur di hutan (sebuah kegiatan yang sering dilakukan di Rusia), tidak cukup alasan untuk menangkapnya, sampai tubuh Korostik ditemukan bulan November 1990 sebagai korban ke-36 yang bernasib sama. Polisi menghubung-hubungkan kasus ini dengan wawancara dengan Chikatilo saat ditangkap sebelumnya, dan menemukan kecocokan. Tanggal 20 November 1990, Chikatilo ditangkap saat akan keluar dari kafe.

Awalnya, Chikatilo tidak mengakui perbuatannya, namun polisi melihat bahwa jarinya ada luka bekas gigitan dan menyambungkannya pada korban sebelum Korostik, seorang anak 16 tahun yang kuat dan di mayatnya tampak bahwa korban sudah berjuang untuk kabur [Irina Pogoyelova]. Setelahnya, Chikatilo diinterogasi dan sempat dianggap gila sehingga hampir saja tidak diadili. Anehnya, ketika Chikatilo dites darah dan spermanya, dia ternyata memiliki perbedaan golongan darah (darahnya A dan spermanya AB) yang merupakan sebuah fenomena langka.

Akhirnya, tanggal 29 November 1990, Chikatilo mengakui perbuatannya dan memberikan deskripsi jelas bagaimana dia membunuh mereka, termasuk menggambar beberapa TKP ketika diminta. Ketika ditanya mengapa dia memutilasi mata mereka, Chikatilo menyatakan bahwa dia percaya mitos bahwa jika membunuh, wajah si pembunuh akan tergambar di mata korbannya.

Chikatilo juga mengakui perbuatannya telah membunuh Yelena Zakotnova, dan Aleksandr Kravchenko menerima permintaan maaf posthumous (setelah meninggal) atas kasus ini, karena dia sebenarnya tidak bersalah. Dia juga dianggap waras setelah menjalani psikotes.

14 April 1992, Chikatilo diadili dengan tuduhan 53 pembunuhan ditambah 5 kasus pelecehan seksual ketika dia masih menjadi guru. Pengadilan ini sangat menarik perhatian media, terutama karena mereka baru saja pecah (Soviet baru pecah saat itu). Semua kerabat korban yang ada menangis atau pingsan ketika nama korban dibacakan.

Tanggal 15 Oktober 1992, Andrei Chikatilo dianggap bersalah dan dihukum mati atas setiap kasus pembunuhan yang dilakukannya, kecuali pembunuhan atas Laura Sarkisyan karena dianggap tidak cukup bukti. Dan 14 Februari 1994, Chikatilo akhirnya menjalani hukuman mati dengan ditembak di belakang telinga kanannya. Meski sudah mati, banyak orang masih mengingatnya dan membuat buku serta film tentang dirinya.




Source: Wikipedia + sedikit referensi dari Murderpedia [dengan perubahan]