12/03/19

The Next Neighbor : Short story

Ini sudah yang keenam kalinya. Sangat mengganggu. Mereka sangat berisik.

Pilihanku untuk tinggal di sebuah apartemen bobrok di daerah pedalaman seharusnya menjadi pilihan yang tepat. Tempatnya cukup nyaman dan luas dan jauh dari kebisingan. Aku sangat menyukai keheningan. Damai dan tenang, itulah impianku selama hidup. Hal ini tidak bertahan cukup lama, sampai hari itu. Hari dimana seorang tetangga baru pindah ke kamar sebelahku.

Semenjak kedatangannya, tidak mengenal pagi ataupun malam, mereka selalu berisik. Entah apa yang mereka lakukan, ada suara seperti menggeser meja, suara anak kecil tertawa, suara ketukan palu di dinding, maupun suara dari acara televisi yang mereka tonton bersama.

Menyebalkan, aku tidak tahan lagi. Memang ini tidak berlangsung setiap hari, hal ini hanya berlangsung pada akhir pekan, tepatnya ketika keluarga besar mereka datang berkunjung.

Yang lebih menyebalkan, aku tidak bisa melakukan apapun selain diam. Aku tidak bisa melapor ke satpam atau siapapun. Atau aku akhiri saja sendiri dengan tenang? Dapatkah aku melakukannya?
Ini memang harus kuakhiri, malam ini, aku harus menyelesaikan semuanya. Aku harus mempertahankan suasana sunyi di apartemen ini.

Meskipun aku tahu, akan ada banyak orang lagi yang membicarakan tentang diriku, entah itu media atau orang awam yang suka bergosip.

Aku suka ketenangan, kau tahu? Aku sangat benci keributan.

Huh, dasar manusia.