02/03/19
Home »
bukumonster
» -Maggot Debridement Therapy (MDT)-
-Maggot Debridement Therapy (MDT)-
Maggot atau yang seringkali kita sebut dengan Belatung, sebenarnya memiliki keahlian khusus yang bahkan mengalahkan dokter-dokter ternama. Pada kenyataannya belatung adalah saingan yang kuat bagi dokter bedah dalam hal membersihkan luka.
Sejak zaman kuno belatung telah digunakan untuk mengobati luka. Bangsa Maya dan Aborigin pernah menggunakan terapi ini. Tetapi manfaatnya secara medis masih menjadi misteri hingga zaman moderen. Dominique Larrey,seorang dokter militer perancis pada abad ke-18 mengamati bahwa tentara yang lukanya dikerumuni oleh belatung memiliki angka kecacatan dan kematian yang lebih rendah dibanding tentara lainnya. Setelah mempelajari lebih lanjut, Larrey menemukan bahwa larva lalat jenis tertentu hanya memakan jaringan yang mati sehingga mempercepat penyembuhan luka.
Mekanisme utama dalam terapi belatung adalah debridemen atau pembersihan jaringan yang mati. Inilah yang istimewa dari terapi belatung, karena belatung dapat membedakan antara jaringan yang mati dan jaringan yang hidup dan hanya memakan jaringan yang mati saja. Lalu apa yang terjadi jika jaringan mati ini dibiarkan? Mengapa jaringan mati harus dibuang? Yang terjadi jika jaringan mati tidak dibuang adalah penyembuhan luka secara signifikan akan terhambat. Jaringan yang mati dapat menjadi tempat yang ideal bagi bakteri untuk bekembang biak, sehingga dapat menyebabkan gangren atau infeksi sistemik di peredaran darah yang berakibat fatal.
Dokter bedah tidak dapat secara akurat membuang jaringan yang mati sembari mempertahankan jaringan yang masih hidup tetap intak. Mata manusia tidak mampu untuk membedakan antara jaringan yang mati dan yang hidup secara tepat. Debridemen jaringan yang mati pada luka juga memerlukan anestesi sehingga dokter bedah hanya memiliki sedikit waktu untuk membersihkan luka. Akibatnya dokter bedah akan membuang banyak jaringan yang masih hidup, menghasilkan luka yang lebih besar dan mudah terinfeksi, belum lagi proses debridemen yang menyakitkan.
Terlebih, belatung tak akan menggali jauh ke dalam daging yang sehat, dan memilih untuk saling memangsa ketika mereka kehabisan makanan.
Berasal dari berbagai sumber.
Sejak zaman kuno belatung telah digunakan untuk mengobati luka. Bangsa Maya dan Aborigin pernah menggunakan terapi ini. Tetapi manfaatnya secara medis masih menjadi misteri hingga zaman moderen. Dominique Larrey,seorang dokter militer perancis pada abad ke-18 mengamati bahwa tentara yang lukanya dikerumuni oleh belatung memiliki angka kecacatan dan kematian yang lebih rendah dibanding tentara lainnya. Setelah mempelajari lebih lanjut, Larrey menemukan bahwa larva lalat jenis tertentu hanya memakan jaringan yang mati sehingga mempercepat penyembuhan luka.
Mekanisme utama dalam terapi belatung adalah debridemen atau pembersihan jaringan yang mati. Inilah yang istimewa dari terapi belatung, karena belatung dapat membedakan antara jaringan yang mati dan jaringan yang hidup dan hanya memakan jaringan yang mati saja. Lalu apa yang terjadi jika jaringan mati ini dibiarkan? Mengapa jaringan mati harus dibuang? Yang terjadi jika jaringan mati tidak dibuang adalah penyembuhan luka secara signifikan akan terhambat. Jaringan yang mati dapat menjadi tempat yang ideal bagi bakteri untuk bekembang biak, sehingga dapat menyebabkan gangren atau infeksi sistemik di peredaran darah yang berakibat fatal.
Dokter bedah tidak dapat secara akurat membuang jaringan yang mati sembari mempertahankan jaringan yang masih hidup tetap intak. Mata manusia tidak mampu untuk membedakan antara jaringan yang mati dan yang hidup secara tepat. Debridemen jaringan yang mati pada luka juga memerlukan anestesi sehingga dokter bedah hanya memiliki sedikit waktu untuk membersihkan luka. Akibatnya dokter bedah akan membuang banyak jaringan yang masih hidup, menghasilkan luka yang lebih besar dan mudah terinfeksi, belum lagi proses debridemen yang menyakitkan.
Terlebih, belatung tak akan menggali jauh ke dalam daging yang sehat, dan memilih untuk saling memangsa ketika mereka kehabisan makanan.
Berasal dari berbagai sumber.