02/03/19

CREEPYPASTA : Apaicos

Sebuah suara yang melengking panjang, parau dan serak, dengan ritme yang berantakan, terdengar samar di kedua telingaku dari kejauhan.

Bulu kudukku meremang, mengingat malam ini malam apaicos, yang menurut bahasa adalah malam pembantaian, dan terjadi pada minggu kedua di hari Kamis pada bulan Mei. Berkali-kali orangtuaku memelototiku, mengisyaratkanku untuk tetap berdiam diri didalam kamar. Tapi bibirku yang sudah mulai kering dan terasa pahit ini, seakan akan memberontak lebih dan lebih keras, agar sebatang rokok terselip diantaranya.

Perlahan aku duduk ditangga teras, menyalakan korek. Percikan bunga api mulai nampak di gelapnya malam ini, sejenak terang, kemudian meredup tertiup angin, begitu pula seterusnya. Ini semua membosankan.

Hening, tak ada suara bahkan jangkrik sekalipun. Kota ini seperti kota mati saat malam apaicos.

Nampak sesuatu mendekat, semakin dekat, nampaknya dia membawa sesuatu..

Sebilah kapak, nampak darah segar bercucuran ditepiannya.

“AAAAAAAAAARGH!!”

“Kau mengagetiku saja Jannie, bagaimana dengan wanita jalang tadi? Aku sudah muak mendengarnya berceloteh tentang hutang keluarga kita kepada tetangga lain.”

“hahah, wanita idiot itu mungkin sedang sekarat, mungkin. aku belum memutus kepalanya, tapi aku menyisakan sedikit urat nya agar tidak putus, kau tau, melihatnya menderita sangat menyenangkan. bagaimana dengan ibu dan bapak, sodaraku John?” selorohnya.

“dua manusia yang selalu mengaku kalau mereka orang tua kita? Well, Aku menusuk keduanya, kemudian menarik kedua kelopak matanya keatas, tampang mereka sangat menggelikan.”

Sebuah suara yang melengking panjang, parau dan serak, dengan ritme yang berantakan, terdengar samar di kedua telingaku dari kejauhan.

Mungkin untuk yang terakhir kalinya .

SC : Zafina